Laporan jurnalis Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI) Ken Saito di Tokyo, Jepang pada Jumat (21/06/2024).
Dalam kunjungan tersebut, Menperin membahas empat topik penting untuk memperkuat kerja sama industri dengan Jepang.
Pertama, transisi energi. Sebelumnya, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida membahas proyek prioritas di bidang transisi energi di Jepang pada Desember 2023 sebagai bagian dari Asian Zero Emission Community (AZEC).
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, terdapat perkembangan dalam penerapannya dan kami menyambut baik langkah yang diambil.
Kedua, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mendukung penyelesaian perundingan substantif Protokol Amandemen Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA).
Saat ini, kedua negara telah menyelesaikan negosiasi substantif mengenai protokol amandemen IJEPA dalam kerangka IJEPA.
“IJEPA sangat penting dan strategis bagi kedua negara, termasuk dalam hal ini program kerjasama New MIDEC (Manufacturing Industry Development Center). Kami sangat mengharapkan dukungan METI Jepang untuk mendukung pelaksanaan IJEPA dan juga pelaksanaan kegiatan New MIDEC. kedepannya,” jelas Menperin dalam keterangannya. Pada Sabtu (22/06/2024).
Ketiga, mengenai kerja sama di bidang otomotif. Menperin memberikan apresiasi kepada perusahaan otomotif Jepang yang terus beroperasi dengan baik dan positif, termasuk memperdalam struktur dengan memasukkan industri kecil dan menengah (UKM) ke dalam ekosistem otomotif Indonesia.
Melihat situasi positif tersebut, Menkeu mendorong lebih banyak kerja sama untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Selain itu, Menkeu juga menjelaskan peluang yang sangat baik bagi industri otomotif Jepang untuk ikut mengisi kesenjangan konsumsi per kapita produk otomotif.
“Saat ini rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil/1.000 orang. Saya yakin bisa didorong hingga 150/1.000 dalam waktu yang tidak lama lagi. Oleh karena itu, saya berharap produk otomotif dari Jepang bisa mengisi kesenjangan tersebut. ,” kata Agus. Gumiwang
Keempat, kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Dalam rangka meningkatkan jumlah SDM yang kompeten di bidang industri, Menkeu menjelaskan rencana pertukaran SDM industri antara Indonesia dan Jepang agar tenaga industri asal Indonesia bisa mendapatkan pelatihan khusus di Jepang agar semakin paham. keterampilan.
“Sekembalinya dari Jepang, beliau juga bisa membantu perusahaan Jepang di Indonesia atau mendirikan startup yang dapat mendukung ekosistem pengembangan perusahaan Jepang di Indonesia,” jelas Menperin.
Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Ken Saito, mengatakan METI memberikan perhatian penuh dengan mengalokasikan anggaran tertentu untuk mendorong kerja sama dengan Global South secara keseluruhan.
Terkait kerja sama industri otomotif dengan Indonesia, ia menyatakan Indonesia merupakan basis penting bagi industri dan ekspor otomotif Jepang. Investasi perusahaan otomotif Jepang di Indonesia bermanfaat bagi kedua negara.
“Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung diskusi langsung mengenai isi kerja sama yang lebih detail di tingkat direktur jenderal,” kata Saito.
Terkait kerja sama sumber daya manusia, Menteri Saito mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus pada pengembangan sumber daya manusia di industri otomotif.
“Untuk mengembangkan sumber daya generasi berikutnya, pelatihan personel juga penting. Oleh karena itu, perlu ada tindak lanjut untuk pembahasan rencana tersebut lebih menyeluruh,” ujarnya.
Reuni kedua menteri direncanakan pada bulan Agustus untuk membahas kerja sama lebih lanjut di sektor industri.