Indonesia Hadapi Suhu Panas, Mendag Zulkifli Hasan Soroti Ketersediaan dan Kestabilan Harga Sembako

Laporan reporter Tribune.com Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cuaca panas yang melanda Indonesia saat ini menarik perhatian Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.

Ia menyoroti ketersediaan kebutuhan pokok dan stabilitas harga dalam menghadapi cuaca buruk ini.

Di Filipina, saya dengar suhunya sudah 45 derajat (Celcius, red.) kata Zulhas alias saat ditemui usai mengunjungi Rumah Unggas Rawa Kepiting (RPHU) di Kakung, Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024). ).

Ia menyebutkan, pemerintah harus bersiap sejak dini menghadapi perubahan iklim ini.

Salah satu persiapannya adalah dengan pembelian beras, dan salah satu cara yang dilakukan adalah impor.

Tahun ini, pendapatan beras yang dipatok pemerintah sebesar 3,6 juta ton.

“Iya kita harus bersiap sejak dini, pemerintah sudah putuskan beli beras dari luar negeri, kalau tidak salah tahun ini 3,6 juta.

Sekadar informasi, suhu di Indonesia sangat panas.

Berdasarkan laporan BMKG, suhu tertinggi di Indonesia tercatat di atas 36,5 derajat Celcius di banyak tempat.

Pada 21 April di Medan, Sumatera Utara, suhu tertinggi mencapai 37 Celcius, di Samlaki, Maluku, suhu tertinggi mencapai 37,8 Celcius, dan pada 23 April di Palu, Sulawesi Tengah, mencapai 36,8 Celcius.

Guswanto, Wakil Direktur Cuaca BMKG, mengatakan peristiwa tersebut tidak sepanas yang terjadi di Thailand.

Suhu di Indonesia terjadi karena posisi matahari pada bulan April berada di dekat garis khatulistiwa dan suhu udara di beberapa wilayah Indonesia sangat panas pada siang hari.

Ia menegaskan, gelombang panas tidak terjadi di Indonesia.

Hal ini dikarenakan gelombang panas mempunyai karakteristik kejadian yang berbeda-beda, disebabkan oleh memanasnya bumi hanya akibat siklus aktivitas matahari dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Publik Andri Ramdhani menjelaskan, April merupakan masa peralihan musim hujan ke musim kemarau di banyak wilayah Indonesia.

Oleh karena itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan prakiraan dini terhadap kejadian cuaca buruk seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan hujan es jangka pendek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *