Indonesia Alami Krisis Pelayanan Kesehatan, Ditandai Tingginya Pasien yang Berobat ke Luar Negeri

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Ako Sutriyanto

Tribune News.com, Jakarta – Setelah era epidemi, penyakit jangka panjang seperti penyumbatan pembuluh darah jantung, penyakit autoimun, kanker, penyakit tulang dan sendi, penyakit saraf seperti stroke, nyeri tulang belakang, kelumpuhan mendadak, saraf gatal, Infeksi gigi dan mulut sudah mulai mengganggu kita. , dan masih banyak lagi yang berkembang di masyarakat.

Meski bukan tergolong penyakit baru, namun seiring berjalannya waktu, penyakit ini berkembang menjadi berbagai jenis dengan tambahan gejala atau keluhan bagi penderitanya.

Fenomena ini meningkatkan kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang lengkap dengan tenaga medis yang handal, yang dapat memenuhi segala kebutuhan untuk mengatasi penyakit yang dialami, sehingga meningkatkan jumlah dan harapan kesembuhan.

Kebutuhan akan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut secara tidak langsung juga menyebabkan peningkatan jumlah masyarakat Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri.

Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI, terdapat peningkatan signifikan jumlah masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri selama dua tahun terakhir.

Direktur RS Bethsaida dr Pitono Yap mengatakan, berdasarkan data survei yang dilakukan pada tahun 2024, jumlah pasien yang pergi ke luar negeri meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2022.

Kejadian ini Dr. Misalnya, hal ini patut menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan Indonesia karena menunjukkan krisis pelayanan kesehatan di Indonesia dan menimbulkan pertanyaan tentang alasan masyarakat memilih berobat ke luar negeri dibandingkan di dalam negeri.

“Ada banyak alasan mengapa masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri, entah karena pengalaman buruk berobat di dalam negeri, hilang rasa percaya diri, atau harganya yang mahal, namun tidak ada yang berubah menjadi lebih baik. . kata Pitono dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/4/2024).

Hal ini mungkin disebabkan oleh persyaratan khusus untuk teknik atau keahlian medis tertentu yang sulit diperoleh di Indonesia.

Dengan fenomena tersebut, kata dia, fasilitas kesehatan di Indonesia harus memiliki peralatan medis yang canggih dengan fasilitas yang dapat mendiagnosis penyakit dengan lebih tepat dan akurat.

Hal ini dapat memudahkan tenaga medis dalam memberikan pengobatan kepada pasien serta menjadikan pengobatan lebih efektif dan efisien.

Selain peralatan medis yang lengkap, fasilitas kesehatan juga harus memiliki sarana dan prasarana yang bersih, nyaman dan aman, sehingga juga dapat mempercepat proses penyembuhan dan penyembuhan, ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sekitar dua juta warga Indonesia berobat ke luar negeri, setengahnya ke Malaysia, 750.000 ke Singapura, dan sisanya ke Amerika, Jepang, dan Jerman. Dengan mengorbankan ratusan orang. Triliun rupiah dalam mata uang asing Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *