Laporan reporter Tribunnews.com Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketika perekonomian global melambat akibat kenaikan inflasi, situasi di Indonesia semakin parah.
Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 tercatat sebesar 5,11 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,04 persen (yoy).
Hal ini juga tercermin dari Indeks Keyakinan Industri (IKI) yang mencapai kenaikan sebesar 52,50 atau meningkat 0,20 poin pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 sebesar 52,30. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,60 poin dibandingkan nilai IKI pada Mei tahun lalu yang sebesar 50,90.
Dalam laporan bisnis Indeks Keyakinan Industri (IKI) Mei 2024, dari 23 sektor manufaktur, hanya satu subsektor yang memenuhi kesepakatan, dengan kontribusi subsektor tersebut meningkatkan PDB industri produksi migas triwulan I-2024 sebesar 95%.
“Peningkatan nilai IKI pada bulan Mei disebabkan oleh meningkatnya permintaan dalam negeri, termasuk dari pemerintah untuk pembelian barang/jasa yang mendatangkan produk industri ke dalam negeri,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta. , Tiongkok (30/5/2024). ).
Kenaikan nilai IKI berasal dari pesanan baru menjadi 53,16. Nilai IKI variabel persediaan produk juga meningkat menjadi 54,59, kemudian produksi mengalami penurunan sebesar 1,75 poin, namun masih meningkat yaitu 50,01.
Febri menambahkan, upaya menutup kesenjangan konsumsi pribadi dengan produk dalam negeri dapat memberikan dorongan yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi.
Akan semakin banyak investasi yang dilakukan terutama pada industri barang konsumsi tersebut di atas, dan hal ini tentunya akan mampu meningkatkan rekrutmen tenaga kerja di bidang hukum, termasuk tenaga kerja muda yang dikenal sebagai Gen Z.
Nilai kenaikan IKI terbesar terjadi pada industri sandang, disusul industri alat angkut, dan urutan ketiga industri kulit, kulit, dan pakaian jadi.
Sedangkan pada Mei 2024, terdapat empat industri yang mengalami perubahan tingkat ekspansi, yaitu industri logam dasar, industri komputer, industri barang elektronik dan optik, industri alat transportasi lainnya, dan industri furnitur.
Perubahan standar industri baja ini disebabkan oleh meningkatnya pesanan dalam negeri dan kenaikan harga produk baja di dunia.
Membaiknya kinerja ekspor Tanah Air, khususnya penurunan volume ekspor produk baja, tidak lepas dari dukungan pemerintah terhadap kebijakan pengendalian luar negeri.
Dukungan kebijakan pemerintah sangatlah penting dan menjadi semakin penting mengingat terus berkembangnya baja di seluruh dunia.
Secara khusus, kebijakan pengendalian impor pemerintah dipandang sangat penting dalam mengatasi situasi baja global yang mengalami peningkatan volume.
Perubahan level pada industri komputer, barang elektronik, dan optik sebaiknya dipertahankan karena pesanan baru terus mengalami kontraksi atau produksi dilakukan seiring dengan habisnya produk.
Para pengusaha mengatakan, alasan penurunan undang-undang baru ini adalah menurunnya pesanan dalam dan luar negeri akibat menurunnya pembelian barang/jasa pemerintah dan perekonomian negara-negara bersatu.
Sementara itu, ekspansi industri alat transportasi didorong oleh peningkatan pesanan baru yang signifikan dan relatif besar dibandingkan subkontraktor lainnya.
Namun hal tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan produksi. Sektor manufaktur mengalami kontraksi terendah kedua dibandingkan subkategori lainnya. Industri sedang mempersiapkan penambahan regulasi baru, dibuktikan dengan pameran GIIAS 2024 yang digelar pada 18 Juli hingga 28 Juli 2024.
Meningkatnya industri mebel disebabkan oleh menurunnya penurunan pesanan baru dan meningkatnya variabel persediaan produk.
Sementara itu, revolusi manufaktur mengalami perlambatan ekspansi. Industri furnitur mengalami penurunan ekspor sebesar 25,26 persen pada April 2024 dibandingkan Maret 2024, namun optimisme masih tumbuh seiring membaiknya situasi perekonomian di pasar luar negeri seperti Amerika Serikat.
Pada bulan Mei, industri tembakau mengalami kontraksi pada IKI. Pada bulan Februari 2024, nilai IKI industri tembakau berada pada kondisi “on border” atau pertengahan tahun 50an, hal ini disebabkan besarnya peningkatan nilai IKI produksi.
Menurunnya biaya produksi IKI pada sektor industri pengolahan tembakau disebabkan oleh turunnya harga tembakau yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan tembakau ilegal akibat berbagai pembatasan yang diberlakukan, termasuk pembatasan penayangan iklan tembakau dalam jumlah besar. . media dan tarif pajak yang lebih tinggi.
Seiring dengan kenaikan nilai IKI tersebut, optimisme pelaku usaha terhadap situasi bisnisnya meningkat sebesar 0,8 persen menjadi 73,5 persen dalam enam bulan ke depan.
Nilai tersebut merupakan perkiraan tertinggi sejak IKI dirilis pada November 2022. Seluruh responden di Industri Kertas dan Produk Kertas serta Mesin/Peralatan Perbaikan dan Jasa Instalasi memberikan tanggapan optimis.
Responden mengatakan faktor yang paling optimis di kalangan pelaku usaha adalah kebijakan atau peraturan pemerintah pusat dan kondisi perekonomian, pasar internasional dan domestik yang lebih baik.
Pelaporan IKI dilakukan setiap tanggal 12 s.d. 23 setiap bulannya, termasuk Mei 2024. Artinya bertepatan dengan tanggal pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 sesuai Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan Kepelabuhanan dan undang-undang yang memulihkan penguasaan asing, sehingga nilai IKI tidak berlaku. namun mengambil hasil pelaksanaan Peraturan Menteri Perdagangan.
Kemenperin akan terus memantau keluarnya produk impor dari pelabuhan, terutama yang menyangkut bahan mentah maupun produk jadi.