Impor Migas RI dari Singapura Naik, Komisi VII DPR Curiga, Indonesia Makin Tersandera

Reporter TribuneNews.com Dennis Destryawan melaporkan

TribuneNews.com, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulianto menilai pemerintah masih dikuasai mafia investasi migas. Hal ini menyusul rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang akan meningkatkan impor BBM dari Singapura menjadi 850 ribu barel per hari (bph).

Mulianto kaget saat mengetahui harga migas Indonesia dari Singapura tidak setiap hari turun, malah meningkat.

“Ini merupakan kabar baik bagi industri migas tanah air,” kata Mulianto, Jumat (26/4/2024).

Mulianto berpesan agar pemerintah tidak sekadar mengikuti arahan mafia migas. Upaya harus dilakukan untuk menghilangkan ketergantungan pada impor minyak dan gas.

Minyak dan gas harus terus dikurangi. Oleh karena itu, harus ada kemajuan besar dalam upaya kita dalam pembangunan dan produksi kilang minyak.

“Sejak orde baru, tidak ada kilang minyak baru yang dibangun, meskipun rencana pembangunan ladang minyak Tuban hingga saat ini belum banyak kemajuan.”

“Jadi kita kalah dan bergantung pada Singapura, karena kita tidak punya pemasok dan pemasok untuk menambah bahan bakar. Padahal kita punya sumber daya migas yang lebih banyak dibandingkan mereka,” kata Mulianto.

Ia yakin pemerintahan baru ke depan akan lebih serius menyelesaikan masalah ini jika ingin mengurangi defisit transaksi berjalan di industri migas dan menghilangkan kepercayaan terhadap Singapura.

“Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas pencampuran dan fasilitas penyimpanan yang dapat memadukan berbagai jenis bahan bakar yang dihasilkan dari kilang di seluruh dunia, untuk menghasilkan bahan bakar yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.”

“Karena kami tidak punya usaha ini, kami terpaksa mengimpor BBM dari negara tetangga sesuai permintaan kami,” pungkas Mulianto.

Sekadar informasi, produksi minyak Tanah Air saat ini berkisar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhannya mencapai 840 ribu barel per hari.

Defisit tersebut harus dipenuhi melalui impor minyak mentah sebesar 240 ribu barel per hari dan BBM sebesar 600 ribu barel per hari.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadzi mengatakan, Pertamina mengimpor 56,8 persen bahan bakar dari Singapura.

Pertamina kemudian mengimpor BBM sebesar 26,75 persen dari Malaysia, 6,28 persen dari India, 4,09 persen dari Oman, dan 2,27 persen dari China.

Meski demikian, Tutuka mengatakan produk bahan bakar minyak yang diimpor dari Singapura tidak semuanya merupakan produk minyak bumi dari negara tersebut.

“Minyak Singapura berasal dari berbagai tempat,” ujarnya saat berdiskusi, Senin (15/4) mengenai dampak konflik Iran-Israel terhadap perekonomian Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *