Laporan Tribunnews.com oleh jurnalis Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan sanksi perdagangan yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap China dapat menggagalkan perekonomian global yang sedang menghadapi pemulihan pasca pandemi dan konflik geopolitik.
Kritik ini dilontarkan Juru Bicara IMF, Julie Kozack, setelah Presiden Amerika Joe Biden menjatuhkan sanksi baru dengan menaikkan tarif pajak atas impor kendaraan listrik dan peralatan medis dari China, dari awalnya -25 persen menjadi 100 persen.
Tak hanya menaikkan pajak mobil listrik, pemerintah AS juga menggandakan pajak semikonduktor dan panel surya dari 25 persen menjadi 50 persen. Kemudian pajak impor baja dan aluminium di China lebih tinggi, dari 7,5 persen menjadi 25 persen.
Biden telah mengindikasikan bahwa kenaikan pajak harus diterapkan untuk melindungi bisnis lokal, termasuk pekerja di industri mobil listrik, dari kebijakan ekonomi Tiongkok yang telah mendorong investasi skala besar dan pembuatan suku cadang tersebut.
Namun IMF menilai kebijakan yang diumumkan Presiden Joe Biden hanya menghambat perdagangan dan investasi, memutus rantai pasokan, dan berujung pada sanksi.
Kebijakan ini akan mempererat hubungan kedua negara yang sempat memanas akibat penerapan tarif terhadap produk China yang diberlakukan Trump pada masa kepemimpinannya pada 2017-2021.
“Sebagian perekonomian global akibat perang dagang dapat menimbulkan konsekuensi serius, termasuk anjloknya PDB global hingga 7 persen,” kata Kozack, dikutip Reuters.
Oleh karena itu, kami mendorong Amerika Serikat dan Tiongkok untuk bekerja sama mencari solusi guna mengatasi kekhawatiran mendasar yang akan meningkatkan perselisihan dagang kedua negara, ujarnya.
Beberapa pejabat Gedung Putih juga menyatakan sentimen serupa, khawatir bahwa kenaikan tarif impor, yang awalnya dimaksudkan untuk mencegah masuknya barang-barang Tiongkok, dapat mempengaruhi kemajuan Amerika di bidang energi sosial. Tanggapan Tiongkok terhadap sanksi AS
Menanggapi sanksi yang dijatuhkan Biden, Menteri Tiongkok Wang Yi mengkritik keputusan Amerika Serikat yang secara sepihak menaikkan tarif terhadap produk impor dari Tiongkok.
Wang Yi menyebut kenaikan tarif AS sebagai rencana manipulasi. Ia meminta negara-negara lain mengecam pembayaran tersebut, karena kebijakan baru Amerika Serikat menghambat pemulihan perekonomian dunia.
“Tindakan seperti itu menunjukkan bahwa sebagian orang di Amerika Serikat telah kehilangan akal sehatnya untuk melindungi hegemoni sepihak mereka,” kata Wang kepada wartawan di Beijing setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar.