Laporan reporter Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mengecam dan mengecam keras tindakan kekerasan yang diduga dilakukan sebagian pendukung Syahrul Yasin Limpo (SYL) terhadap jurnalis Kompas TV dan sebagian jurnalis lainnya di Pengadilan Tipikor Pusat. . Jakarta.
Ketua IJTI Henrik Kurniawan mengatakan, kekerasan terjadi saat jurnalis sedang meliput kasus pengadilan mantan menteri pertanian tersebut.
“Kami mengutuk, kami mengecam tindakan kekerasan terhadap jurnalis dalam peliputan sidang SYL hari ini,” kata Henrik dalam keterangannya, Kamis (7/11/2024).
Lebih lanjut, menurut Henrik, tindakan kekerasan tersebut merupakan bagian dari ancaman terhadap jurnalis dan ancaman terhadap kebebasan pers.
Henrik kemudian meminta agar pelakunya diadili dan diadili karena menghalangi kerja jurnalistik.
Oleh karena itu, IJTI meminta aparat mengusut tuntas pelaku yang terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Aksi ini tidak bertanggung jawab dan harus dihentikan agar tidak terjadi lagi di kemudian hari, tutupnya.
Terkait kasus ini, sebelumnya diberitakan seorang jurnalis Kompas TV berinisial BV diduga menjadi korban pelecehan yang dilakukan sejumlah orang yang diduga pendukung terdakwa kasus pemerasan dan eksekusi Syahrul Yasin Limpo di pengadilan. Pengadilan Pidana Korupsi. Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2024).
Pelanggaran tersebut terjadi usai proses pembacaan putusan SYL yang berlangsung di ruang sidang Pengadilan Tipikor Muhammad Hatta Ali. Terkait kasus tersebut, BV mengatakan, kejadian tersebut bermula saat dirinya dan awak media lainnya bersiap menuju ruang sidang untuk mewawancarai SYL usai pembacaan putusan.
“Seperti biasa kami insan TV diblokir tapi diblokir ormas tapi kami juga mohon kerjasamanya dengan ormas untuk dibukakan jalan agar ketika SYL keluar terlihat,” kata BV saat dihubungi. oleh Tribunnews.com, Kamis (11/7/2024).
Namun, BV menjelaskan, alih-alih mundur, beberapa orang yang diduga pendukung SYL malah dilecehkan dan didorong.
Akibatnya, kata dia, kamera milik juru kamera salah satu saluran TV swasta mengalami kerusakan.
“Awalnya saya tidak tahu apakah saya dipukul atau disikut, sampai kameranya pecah, saya juga punya bayi TV One dan juga semua luka-lukanya,” ujarnya.
Saat mendapat perlakuan tersebut, BV pun mengaku melontarkan komentar yang tidak disetujui oleh sebagian pendukung SYL.
Usai BV menjelaskan, ia langsung dikejar sekitar tiga pendukung SYL bahkan dipukuli dan ditendang.
“Jadi ormasnya tidak suka apa-apa, jadi mereka mengejar saya sampai ke lorong. Ada tiga orang yang meninju dan menendang saya,” jelasnya.
Atas kejadian tersebut, BV berencana melaporkan penganiayaan tersebut ke Polda Metro Jaya.
“Sekarang saya mau lapor ke polres, saya juga mendapat instruksi dari dinas untuk membuat laporan,” tutupnya.
Dugaan aksi kekerasan tersebut juga terekam kamera salah satu wartawan yang meliput persidangan SYL.
Dalam rekaman video tersebut terlihat jelas salah satu massa yang melakukan aksi protes BV di depan pintu koridor pengadilan tipikor.
Dalam klip berdurasi 32 detik itu, massa yang masih haru terus mengejar BV hingga ke lorong hingga berpapasan dengan wartawan.
Meski kali ini BV berusaha kabur namun tetap dikejar rombongan.