IDF Tembus Rafah dari Timur Perbatasan Mesir, Mortir Kaliber Berat Al-Qassam Bombardir Kerem Shalom

IDF memasuki Rafah dari timur perbatasan Mesir, penembakan mortir kaliber besar Al-Qassam di pangkalan militer Kerem Shalom

TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas, menyatakan mereka mengebom sekelompok pasukan yang bekerja di situs militer Kerem Shalom (Karam Abu Salem) menggunakan sistem rudal jarak pendek.

Serangan tersebut menyusul pemboman Al-Qassam terhadap pasukan Israel yang memasuki Rafah dari timur perlintasan Rafah di perbatasan dengan Mesir.

Sayap militer Hamas, dalam keterangan singkat yang dimuat pada Selasa (7/5/2024) di salurannya di platform Telegram, menambahkan, pengeboman tersebut dilakukan dengan menggunakan mortir kaliber besar.

Hal ini terjadi dua hari setelah terbunuhnya 4 tentara Israel dalam penembakan di situs Kerem Shalom pada hari Minggu.

Saat itu, Brigade Al-Qassam mengumumkan pengeboman terhadap konsentrasi pasukan Israel di wilayah Karam Abu Salem dan sekitarnya dengan sistem rudal Rajum jarak pendek 114 mm. Sirene terdengar di kota-kota Israel

Serangan milisi perlawanan Palestina terhadap pasukan Israel semakin intensif menyusul niat pendudukan untuk menyerang Rafah.

Sebelum pasukan Zionis menyerang Rafah pada Senin malam (6/5/2024), Perlawanan Palestina melakukan beberapa operasi yang menyasar banyak wilayah Israel.

Sirene di empat kota, Sderot, Nir Am, Mefalsim dan Gevim, terdengar keras pada pukul 23.00 waktu setempat pada hari Senin, akibat serangan berulang kali oleh sayap Hamas, Brigade Al-Qassam dan faksi lainnya.

Al-Qassam meluncurkan peluncur roket ganda Rajoum (MLR) untuk mengganggu Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Mereka juga bekerja sama dengan banyak faksi untuk menyelesaikan banyak operasi.

Penyerangan ini menyusul kejadian yang terjadi pada Minggu (5/5/2024) lalu di perbatasan Abu Salem.

“Al-Qassam terus menggunakan rudal Rajum untuk menargetkan tentara Israel pada hari Senin,” lapor Al Mayadeen.

Pejuang Al-Qassam diketahui menargetkan Poros Netzarim, yang memisahkan Jalur Gaza utara dari wilayah lain yang terkepung, menggunakan MLR Rajoum yang pendek.

Mereka kemudian melancarkan operasi gabungan dengan Brigade Jihad Martir dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (Komando Umum), menargetkan IDF di area yang sama dengan roket jarak pendek 107mm.

Dalam operasi gabungan lainnya, Al-Qassam dan PFLP-GC kembali menargetkan IDF yang ditempatkan di Netzarim.

Operasi Netzarim tidak berhenti di situ karena beberapa faksi menargetkan wilayah tersebut dengan roket dan mortir mereka sendiri.

Brigade Martir Al-Aqsa juga diketahui melancarkan serangan roket terkonsentrasi terhadap IDF yang ditempatkan di Poros Netzarim.

Kemudian, pejuang Abu Ali Mustapha melancarkan serangan roket lagi terhadap Poros Netzarim, sementara Brigade Al-Mujahidin melancarkan serangannya sendiri terhadap pos komando Israel juga di wilayah Netzarim.

Selanjutnya, Brigade Perlawanan Nasional Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) menembakkan mortir 102 mm ke arah situs militer Israel Sufa di timur Rafah, yang berisi kendaraan militer Israel.

Diketahui, wilayah yang diserang oleh faksi Perlawanan Palestina merupakan operasi lanjutan terhadap wilayah yang seharusnya “dibersihkan” oleh pasukan pendudukan Israel. Pemerintah Israel memberi lampu hijau terhadap serangan Rafah

Sementara itu, kabinet perang Israel telah memberikan lampu hijau untuk kelanjutan invasi Rafah.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan hal ini pada Senin malam, beberapa jam setelah Hamas memberi tahu para mediator bahwa mereka telah menerima usulan perjanjian gencatan senjata.

Tak lama setelah pengumuman tersebut, IDF mengatakan pihaknya telah mulai melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rafah timur.

Sebelumnya, menurut kantor Netanyahu, serangan darat dimaksudkan untuk “menerapkan tekanan militer terhadap Hamas.”

Kantor Netanyahu juga mengatakan bahwa serangan itu juga dimaksudkan untuk “mencapai kemajuan dalam pembebasan sandera dan tujuan perang lainnya”, dan menambahkan bahwa proposal yang disetujui oleh Hamas “jauh dari tuntutan dasar Israel”.

Rafah adalah kota kecil di perbatasan dengan Mesir dan saat ini dianggap sebagai salah satu wilayah terpadat di dunia.

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina saat ini mengungsi di kota tersebut setelah diusir secara paksa oleh Israel dari wilayah lain di Gaza.

Washington telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menentang serangan Rafah.

Bergabunglah baru-baru ini, di mana Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendapat tekanan, terutama akibat aksi protes yang masih berlangsung di banyak kampus Amerika, menjelang pemilu.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel mencapai 34.735 orang.

Sedangkan 78.108 orang luka-luka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *