IDF tembus jantung Jabalia, perwira senior ungkap strategi serampangan Israel, Al Qassam tuai korban jiwa
TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel (IDF) dikabarkan menerobos jantung kota Jabalia, Gaza Utara, Rabu dini hari (15/5/2024) pagi.
Hal ini terjadi setelah dua hari, tank IDF terus bergerak menuju pusat kota yang merupakan kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi di Gaza.
Penduduk Jabalia mengatakan tank Israel jatuh ke tengah kamp dan serangan udara IDF menghancurkan sejumlah rumah.
“Divisi ke-98 IDF menyerang kamp Jabaliya di Jalur Gaza utara semalaman, menewaskan banyak pria bersenjata di tengah pertempuran,” kata militer Israel, dilansir Times of Israel, Rabu.
IDF mengatakan brigade lapis baja ke-7 dan ke-460 dari divisi tersebut bertempur melawan “lusinan regu bersenjata dan mengklaim telah melenyapkan sejumlah besar milisi” selama sehari terakhir.
“Di daerah yang sama kemarin, serangan pesawat tak berawak menewaskan anggota sel yang bertanggung jawab meluncurkan roket ke Sderot,” kata militer Israel. Pasukan Israel (IDF) melakukan operasi militer di Jabalia, Gaza utara, 14 Mei 2024. Operasi IDF di Jabalia mendapat perlawanan keras dari Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas. Taktik acak
Manuver IDF menembus jantung Jabalia disertai ketidakpastian mengenai pasukannya di lapangan.
Khaberni melaporkan bahwa seorang perwira senior Israel mengatakan bahwa sebagian besar tentara Israel menganggap operasi di Jabalia sebagai strategi yang tidak masuk akal.
Mengutip laporan media Israel, Haaretz, Khaberni melaporkan bahwa perwira tersebut mengatakan operasi militer baru-baru ini di Jabalia menunjukkan bahwa penilaian IDF terhadap infrastruktur Hamas salah.
Artinya, perwira senior tersebut mempermasalahkan kemampuan intelijen IDF yang terkesan serampangan dalam membaca pergerakan dan kekuatan Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas.
Dia menjelaskan bahwa Hamas memulihkan kemampuannya dengan sangat cepat dan membangun kembali pasukannya di wilayah lain di Gaza.
Dia mencatat bahwa Hamas baru-baru ini mengubah taktik perangnya dan lebih fokus pada penggunaan jebakan di gedung-gedung.
Seperti diketahui, IDF terpaksa kembali ke tempat yang diklaim telah diduduki sebelumnya, seperti Jabaliya dan Zaytoun karena adanya indikasi kelompok Hamas kembali bangkit sejak kekuatan utama penyerang Israel berpindah ke selatan Jalur Gaza. . . .
Beberapa pengkritik strategi perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengaitkan perlunya kembalinya pasukan ke Gaza utara karena ketidakmampuan pemerintahnya menentukan partai mana yang akan menggantikan Hamas sebagai otoritas sipil di Gaza.
“Tidak ada keraguan bahwa alternatif pemerintah selain Hamas akan menciptakan tekanan terhadap Hamas, tapi ini adalah pertanyaan bagi eselon politik,” kata juru bicara militer IDF Daniel Hagari pada hari Selasa ketika menjawab pertanyaan tersebut. Pasukan Israel beroperasi di kawasan Rafah Timur, Gaza Selatan, 15 Mei 2024. Qassam bertempur sengit, IDF menarik Brigade Nahal
Media lokal mengatakan pada hari Rabu bahwa manuver pasukan IDF di jantung Jabalia mendapat perlawanan sengit dari milisi perlawanan Palestina.
“Bentrokan hebat terjadi antara pasukan perlawanan dan pasukan pendudukan di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara,” kata laporan Khaberni.
IDF juga mengkonfirmasi bahwa pasukan Brigade Nahal mundur dari lingkungan Zaytoun di Kota Gaza setelah enam hari, untuk mempersiapkan “operasi ofensif tambahan”.
Diksi ‘operasi tambahan’ juga menunjukkan bahwa IDF pada awalnya mengira operasi tersebut akan berlangsung cepat dalam beberapa hari.
Faktanya, kesalahan perhitungan tersebut menyebabkan IDF menderita kerugian besar dalam operasi Jabalia.
Untuk menggantikan Brigade Nahal yang ditarik, pasukan cadangan Brigade IDF Carmeli diperintahkan untuk terus bekerja di Zaytoun.
Tindakan IDF ini bertentangan dengan laporan media Israel yang mengklaim operasi enam hari berakhir di sana. Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, sedang bersiap meluncurkan roket ke pasukan Israel. Hamas mengatakan mereka akan tetap tinggal di Rafah setelah Israel mengumumkan rencana operasi besar-besaran di wilayah yang kini menampung 1,5 juta pengungsi. (khaberni/HO) Al Qassam menuai korban jiwa dari tentara Israel
Kesalahan perhitungan IDF berdampak fatal bagi pasukannya di lapangan.
Kemarin, Selasa (14/5/2024), kelompok perlawanan Palestina mengumumkan penyergapan khusus yang menewaskan tentara Israel dan menghancurkan kendaraan militer IDF di Jabalia.
Sementara itu, tentara Israel mengakui 28 tentaranya terluka dalam pertempuran beberapa jam terakhir.
Brigade Al-Qassam melalui saluran Telegramnya telah membeberkan rincian operasi kompleks yang mereka lakukan dalam beberapa jam terakhir di Jabalia.
Disebut kompleks karena penyerangan dan penyergapan melibatkan serangkaian fase penyerangan, diawali dengan serangan yang provokatif.
“Dalam operasi kompleks di ujung jalan sekolah Kamp Jabalia di Jalur Gaza utara, Mujahidin Al-Qassam menargetkan pasukan khusus Zionis yang bersembunyi di sebuah rumah,” kata Al Qassam.
Kelompok militer Hamas menembakkan roket ke arah personel tersebut.
“Dan segera setelah tentara mengevakuasi bagian bawah rumah, mereka menjadi sasaran senjata ‘petir’ anti-personil dan terbunuh serta terluka,” kata Al Qassam.
“Segera setelah itu, sejumlah tentara berlari menuju rumah tersebut dan Al Qassam meledakkan alat anti-personil di pintu masuk rumah, menyebabkan tentara di sana tewas dan terluka,” tambah pernyataan itu.
“Segera setelah pasukan lapis baja Zionis maju untuk menyelamatkan yang terluka dan memulihkan korban tewas, Mujahidin kami menargetkan satu tank Mirkvah dengan peluru Al-Yassin 105 dan meledakkan tank Mirkvah kedua dengan alat setrum,” kata pernyataan Al Qassam . .
(oln/khbrn/toi/*)