IDF Tak Siap Perang Habis-habisan Lawan Hizbullah usai Lawan Hamas, Amunisi hingga Energi Menipis

Tribunenews.com – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum siap untuk langsung melancarkan perang habis-habisan dengan Hizbullah Lebanon, kata sebuah sumber.

Informasi ini diungkap oleh pejabat militer IDF.

Pernyataan ini juga dimaksudkan untuk menyampaikan perlunya gencatan senjata di Gaza, karena IDF telah kehabisan kemampuan dan amunisi.

Sikap para pejabat tinggi IDF telah menyebabkan keretakan antara tentara dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menentang gencatan senjata.

Menurut Netanyahu, mengadakan gencatan senjata akan memungkinkan Hamas untuk tetap berperang.

Para jenderal IDF percaya gencatan senjata adalah cara terbaik untuk menjamin pembebasan sekitar 120 warga Israel yang masih ditahan di Gaza, baik hidup maupun mati.

Pasalnya IDF tidak memiliki peralatan yang cukup untuk menghadapi perang yang terus berlanjut setelah perang terpanjang Israel dalam beberapa dekade.

“Para jenderal juga percaya bahwa pasukan IDF akan membutuhkan waktu untuk pulih jika perang darat melawan Hizbullah dimulai,” tambah laporan itu, mengutip beberapa pejabat IDF yang tidak disebutkan namanya seperti dikutip dari Palestine Chronicle.

Menurut pejabat IDF, gencatan senjata dengan Hamas dapat memfasilitasi kesepakatan dengan Hizbullah.

Yal Hulata, yang menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Israel hingga awal tahun lalu, secara teratur berbicara dengan para pejabat senior militer, mengatakan IDF sepenuhnya mendukung kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.

Mereka pikir mereka bisa kembali kapan saja dan melawan Hamas secara militer di masa depan.

Hulata juga mengindikasikan bahwa IDF, setelah memerangi pejuang Palestina, kini memiliki lebih sedikit amunisi, lebih sedikit suku cadang, dan lebih sedikit energi dibandingkan sebelumnya.

“Jadi mereka juga percaya bahwa jeda di Gaza memberi kita lebih banyak waktu untuk bersiap jika terjadi perang besar dengan Hizbullah,” kata laporan itu. AS: Perang Hizbullah vs Israel di depan mata, berpotensi menimbulkan konflik skala penuh

Amerika Serikat memperkirakan perang antara Hizbullah Lebanon dan Israel akan segera terjadi.

Intelijen AS menunjukkan bahwa serangan besar-besaran yang dilakukan kedua belah pihak dapat menjadi katalis perang.

“Ini mungkin akan terjadi dalam waktu dekat,” kata para pejabat AS kepada Politico, mengutip Palestine Chronicle.

Intelijen AS juga memperkirakan konflik skala penuh antara Israel dan Hizbullah akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan.

Namun, mereka menekankan hal itu bisa terjadi jika tidak ada perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Laporan mengatakan bahwa para pejabat Amerika berusaha meyakinkan kedua belah pihak untuk melakukan deeskalasi.

Dan dikatakan bahwa gencatan senjata di Gaza akan membuat upaya AS menjadi lebih mudah.

Namun para pejabat Amerika tidak yakin Israel dan gerakan perlawanan Palestina Hamas akan menyetujui usulan tersebut dalam waktu dekat.

Menurut dua pejabat AS yang mendapat penjelasan tentang intelijen, militer Israel dan Hizbullah telah mengembangkan rencana pertempuran dan berusaha mendapatkan lebih banyak amunisi.

Mereka mencatat bahwa Israel dengan cepat berusaha membangun kembali pasokan dan kemampuan pasukannya.

Laporan tersebut mengutip pejabat senior AS lainnya yang mengatakan tanpa menyebut nama bahwa risiko saat ini (konflik Hizbullah vs. Israel) lebih tinggi dibandingkan kapan pun dalam beberapa minggu terakhir.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *