IDAI Ungkap Flu Singapura Berbeda dengan Cacar, Tidak Bentuk Kekebalan Jika Terinfeksi

Laporan reporter Tribunnews.com, Aisya Narsyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus flu Singapura atau Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) dalam istilah medis semakin meningkat di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan kasus flu di Singapura mencapai 5 ribu.

‘Flu Singapura’ adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak.

Lantas, apakah anak yang terkena flu Singapura bisa kambuh?

Anggota Unit Koordinasi Infeksi Penyakit Tropis (UKK) IDAI dan Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lembung Mangkurat Banjarmasin, Prof. Dr. Dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K) menjawab.

Menurutnya, ada kemungkinan anak yang tertular flu Singapura bisa tertular kembali.

“Anak-anak tidak punya kekebalan, kalau kena bisa terulang lagi,” ujarnya dalam jumpa media virtual, Rabu (3/4/2024).

Virus penyebab flu Singapura disebut tidak menimbulkan kekebalan.

Beda kalau anak kena cacar, campak, mungkin kebal. Kalau bukan virus, musim ini tertular, kalau kena musim depan bisa tertular lagi, jelasnya.

Oleh karena itu, meskipun anak terkena virus flu singapura, kekebalannya tidak akan ada.

Sebagai informasi, Dr. AD menjelaskan penularan flu Singapura dinilai mirip dengan penularan Covid-19.

Yaitu melalui kontak dengan korban atau melalui droplet.

Selain itu, penularannya bisa langsung melalui batuk, bersin, air liur oral, atau feses.

Flu Singapura bisa menular melalui penggunaan handuk bersama orang yang sakit, bukan hanya melalui kontak langsung.

Infeksi juga bisa terjadi ketika menyentuh mainan atau peralatan yang digunakan oleh anak yang terinfeksi sehingga dapat menyebarkan penyakit.

Saat terinfeksi, anak mengalami pembengkakan pada kulit sekitar mulut dan telapak tangan serta kaki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *