TRIBUNNEWS.COM – Mahkamah Internasional atau ICJ menolak permintaan Nikaragua yang memerintahkan Jerman berhenti mengirim senjata dan bantuan ke Israel.
Seperti diberitakan NPR, Nikaragua mendasarkan kasus tersebut pada kegagalan Jerman mencegah genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dengan memberikan senjata dan dukungan lainnya kepada Israel.
Dalam pemungutan suara 15-1 pada Selasa (30/4/2024), hakim ICJ menyatakan syarat penetapan putusan belum dipenuhi berdasarkan dalil hukum yang dikemukakan dalam putusan sementara.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengomentari keputusan ini di media sosial.
Ia mengaku menyambut baik keputusan Mahkamah Internasional.
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, Jerman adalah pemasok peralatan militer terbesar kedua bagi Israel setelah Amerika Serikat.
Jerman sebelumnya telah meminta ICC untuk membatalkan kasus ini karena kurangnya yurisdiksi.
Namun, pengadilan mengizinkan kasus tersebut dilanjutkan. Para hakim, dipimpin oleh Presiden Mahkamah Internasional Joan Donoghue (tengah), menghadiri sidang di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag pada tanggal 31 Januari sebelum memutuskan gugatan Ukraina terhadap Rusia pada tahun 2017 atas jatuhnya penerbangan MH17. , 2024. (REMKO DE WAAL/ANP/AFP)
Dalam keputusan hari Selasa, Mahkamah Internasional mengatakan mereka sangat prihatin dengan kondisi kehidupan warga Palestina yang sangat buruk di Jalur Gaza.
Selain itu, setidaknya 34.535 warga Palestina tewas dan 77.704 luka-luka akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Akibat serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober, korban tewas mencapai 1.139 orang, puluhan orang masih ditahan.
Di bawah ini adalah kisah penting lainnya yang dilansir Al Jazeera.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap Rafah akan menjadi eskalasi yang tidak dapat ditoleransi dan akan berdampak buruk bagi warga Palestina di Gaza dan seluruh wilayah.
“Sebenarnya operasi darat di Rafah akan menjadi tragedi yang tak terkatakan,” kata Martin Griffiths, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan.
“Tidak ada rencana kemanusiaan yang menentang hal ini,” tambahnya.
– Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pasukan Israel akan memasuki kota Rafah di Gaza selatan meskipun ada perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
– Delegasi perundingan Israel berada di Kairo selama sekitar tiga jam pada Selasa malam, kantor berita Al-Araby Al-Jadeed melaporkan, mengutip sumber-sumber Mesir yang mengetahui perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung.
– Tadi malam setidaknya dua anak tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel.
Israel menargetkan rumah bagi lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina di lingkungan Shabura Rafah di Jalur Gaza selatan, Wafa melaporkan.
– Polisi memasuki kampus Universitas Columbia tempat para mahasiswa mengadakan kamp solidaritas damai di Gaza sejak 17 April.
Mahasiswa Keadilan Columbia di Palestina mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa petugas polisi mengenakan perlengkapan antihuru-hara dan “beberapa blok ditutup.
Walikota New York Eric Adams mengatakan pada konferensi pers dengan NYPD bahwa protes harus diakhiri sekarang.
(Tribunnews.com, Tiara Shelawy)