TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Upaya Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama Universitas Udayana menggalakkan penggunaan aksara Bali di dunia digital akhirnya membuahkan hasil.
Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) resmi merilis Aturan Pembuatan Referensi Level 2 (LGR) Aksara Bali pada November 2024.
Menyusul peluncuran LGR, PANDI akan segera meluncurkan domain tingkat kedua (DTD) dengan aksara Bali, menjadi nama domain tingkat kedua (IDN) internasional pertama di Indonesia.
“Terbitnya Aksara Bali LGR oleh ICANN merupakan tonggak penting dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya Bali di dunia digital,” kata Presiden PANDI John Sihar Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Jumat, 29 November 2024.
John mengatakan, upaya ini harus didukung semua pihak agar aksara Bali tetap hidup dan berkembang di era digital, salah satunya dapat dijadikan nama alamat website di Internet.
Sekadar info, LGR adalah pedoman teknis yang digunakan untuk menentukan apakah karakter nama domain dapat diterima di Domain Name System (DNS), termasuk IDN yang memungkinkan orang di seluruh dunia menggunakannya sebagai nama domain atau dalam pemrograman komputer.
John menambahkan, jika aksara Bali diadopsi dalam sistem DNS, maka masyarakat Bali bisa lebih leluasa mengekspresikan identitas budayanya di dunia maya, sekaligus memberikan kesempatan dunia internasional untuk mengetahui dan mengapresiasi keberagaman budaya Indonesia.
Namun dalam penerapannya, semua pihak yang terlibat termasuk pengguna, pengelola domain, dan pengambil kebijakan harus memahami pentingnya penggunaan aturan ini secara efektif.
Selain itu, infrastruktur teknologi yang mendukung penggunaan aksara Bali di Internet juga harus diperhatikan.
Hal ini mencakup pengembangan perangkat keras seperti keyboard komputer dengan tampilan aksara Bali, serta perangkat lunak yang kompatibel dengan aksara Bali.
Pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan pengetikan dan pengolah kata aksara Bali perlu diperluas terutama pada platform digital seperti media sosial, website dan lain-lain.
“Faktor penting yang harus diperhatikan adalah kesadaran dan edukasi masyarakat terhadap penggunaan aksara Bali di IDN, khususnya di kalangan generasi muda yang lebih mengenal aksara Latin,” kata John.
Seperti diketahui, inisiatif PANDI untuk mendorong masuknya aksara Bali ke IDN mulai dari penelitian, kolaborasi, kajian dengan para ahli aksara, rapat koordinasi dengan ICANN, melakukan berbagai kegiatan untuk mendorong standarisasi penggunaan aksara Bali di ranah digital .
PANDI berharap dengan terbitnya LGR ini, pendaftaran domain aksara Bali semakin meluas, yang pada akhirnya dapat memperkaya konten digital di Internet dengan informasi dan pengetahuan lokal yang lebih beragam.
Di sisi lain, seluruh pengguna berkesempatan untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya dan bahasa Bali dalam ruang digital sehingga menjadi bagian dari identitas digital global.