TRIBUNNEWS.COM – Fakta baru terungkap soal kasus seorang ibu di Jakarta Timur yang merekam putrinya HR (17) berhubungan intim dengan pacarnya hingga hamil.
Ibu Neneng Komala Devi alias NKD (47) diduga menelpon pacar anaknya untuk berhubungan seks.
Namun ajakan tersebut ditolak karena Neneng memiliki bau badan.
Hal itu diungkapkan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahaean saat dihubungi, Rabu (22/05/2024).
Armunanto membenarkan Neneng menyukai pacar putranya.
“NKD sayang dan ingin menjalin hubungan dengan pacar anaknya. “Tapi pacar anaknya tidak mau menjalin hubungan karena alasan NKD, katanya bau,” kata Armunanto, Rabu.
Neneng membantah kabar dirinya menyukai gadis HR tersebut.
Ia justru mengaku takut dengan pacar putranya karena sering mengatakan hal-hal vulgar.
“Laki-laki itu mau ngomong kasar sama saya, mau cerita anjing kamu, jadi saya takut,” kata Neneng ditemui di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (20/5/2024) lalu.
Di hadapan Kapolres Metro Jakarta Timur Kompol Nicholas Ari Lillipali, Neneng langsung mengaku menyesal.
Ia pun meminta Kapolri melepaskannya.
“Maaf. Tolong bantu saya,” desak Neneng. Bantu anak Anda mengakhiri kehamilannya
Selain merekam persetubuhan putranya, Neneng juga berupaya menggugurkan anak yang dikandung H.R.
Berbagai cara dilakukan Neneng untuk mengakhiri kehamilan HR. Dimulai dengan pemberian ramuan pada nanas muda.
Namun upaya tersebut gagal hingga HR mencapai usia kehamilan 7 bulan.
Neneng lalu bertanya pada temannya NA. (55 tahun) membantunya membeli obat aborsi di pasar Pramuka.
Dia memberi uang Rp 2 juta untuk membeli obat tersebut.
Selama dua hari, HR terpaksa meminum obat aborsi hingga putranya lahir pada dini hari tanggal 6 April 2024.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kompol Nicholas Ari Lillipali mengatakan Neneng menyembunyikan kelahiran cucunya dengan berpura-pura menemukan bayi tersebut di kamar mandi.
“Dimasukkan ke dalam plastik dan karton hitam, persalinan atau ari-arinya masih ditempel NKD agar tidak diketahui pihak keluarga,” ujarnya, Selasa (21/5/2024), seperti dikutip TribunJakarta.com.
Saat berada di Puskesmas, Neneng mengatakan, anak tersebut ditemukan seniman jalanan.
Karena kondisinya yang terus memburuk, anak tersebut dibawa ke RSKD Duren Savit, Jakarta Timur.
Tim medis RSKD Duren Savit meyakini ada yang janggal dengan kondisi meninggalnya anak tersebut dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur.
Tim penyidik Satuan PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur mendapat laporan dari Polsek Duren Sawit. Serangkaian tindakan penyidikan dilakukan, dilanjutkan dengan penyidikan,” lanjutnya. Sosok Neneng
Ketua RT tempat tinggal Neneng dan HR, Nurali mengungkap sosok sang ibu, 47 tahun.
Menurut Nurali, Neneng tidak bekerja.
Bahkan untuk kehidupan sehari-hari, Neneng biasanya mendapat bantuan dari keluarganya.
Para tetangga pun kaget karena Neneng rela mengeluarkan uang Rp 2 juta untuk menggugurkan anak yang dikandung HR.
“Ada enam orang yang tinggal (di rumah Neneng). Anaknya (HR) masih bersekolah. “Jika Neneng tidak bekerja, keluarganya membantu,” kata Nurali.
Selain itu, Neneng juga dikenal jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.
Bahkan warga sekitar rumahnya pun tidak mengetahui bahwa HR sedang hamil karena masih beraktivitas seperti biasa.
“Saya tidak pernah melihatnya, saya kira (pacar HR) tidak pernah ada. Kalau Bu Neneng hanya punya satu anak, HR saja,” ujarnya.
Uang sebesar R2 juta itu rupanya awalnya digunakan Neneng untuk membelikan laptop untuk putranya.
Namun niat tersebut digagalkan karena uang tersebut justru digunakan untuk membeli obat aborsi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Daripada Beli Laptop, Ibu Daftarkan Anaknya, dan Pacarnya yang Rusak Habiskan Jutaan Rupiah untuk Aborsi
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Erik S/Faisal Mohay/M Renald, TribunJakarta.com/Ferdinand Waskita)