Laporan reporter Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Impian setiap ibu adalah bisa memberikan bayinya ASI eksklusif (ASI).
Namun seringkali ibu mengalami kesulitan dengan ASI yang kering atau tidak mengalir.
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI (Kemenekes), dr. Lovely Daisy, M.K.M menawarkan solusi ASI kering atau tidak keluar.
Daisy bilang ibu-ibu tidak perlu khawatir. Beberapa hari setelah lahir, ASI dikeluarkan dalam bentuk kolostrum dengan volume sekitar 5-7 milimeter.
Kolostrum berwarna kekuningan atau bening, mengandung lebih banyak protein dibandingkan ASI, yang akan terlihat kemudian, dan mengandung zat anti infeksi.
“Ini yang sering dipikirkan para ibu adalah ASInya tidak ada, kering atau bocor sedikit,” kata Daisy, dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Minggu (18/08/2022).
Seiring waktu, kolostrum berubah menjadi ASI transisi, dan kemudian menjadi ASI matang.
Perubahan ini juga akan dibarengi dengan peningkatan jumlah ASI.
“Ibu akan merasakan payudaranya penuh, keras dan berat. “Perubahan ASI ini terjadi pada minggu pertama kehidupannya,” lanjut Daisy.
Selain itu, menurut Daisy, cara paling efektif untuk meningkatkan produksi ASI adalah dengan ibu menyusui bayinya sesering dan selama yang diinginkan bayi.
Memberikan makanan atau minuman selain ASI tidak boleh sembarangan.
“Memberikan selain ASI akan menghambat produksi ASI. Susu pengganti ASI atau ASI diberikan bila ada indikasi medis setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang kompeten,” ujarnya.
Ibu dapat belajar menyusui dengan cara menyusui dan memposisikan ibu dan bayi dengan baik.
Indikator keberhasilan menyusui adalah posisi ibu dan anak yang benar, perlekatan anak yang benar, dan efektifitas pemberian ASI pada payudara.
Kebiasaan menyusui yang buruk dapat memicu berbagai masalah seperti payudara nyeri dan produksi ASI yang buruk.
Hal ini mempengaruhi produksi ASI, akibatnya anak tidak mau menyusu.
Akibatnya gizi anak tidak tercukupi.
“Agar ibu dapat menyusui dengan baik, dapat menghubungi konsultan laktasi di dinas kesehatan terdekat atau mendapatkan dukungan menyusui jika ibu ragu dalam menyusui atau ada masalah,” kata Daisy.
“Konselor menyusui siap memberikan informasi atau dukungan kepada ibu untuk menyusui,” ujarnya.