Laporan jurnalis Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat hamil, banyak perubahan yang terjadi pada tubuh. Salah satunya adalah tekanan darah ibu.
Saat hamil, ibu berisiko mengalami hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional adalah suatu kondisi dimana tekanan darah meningkat selama kehamilan atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
Jika tidak ditangani, hipertensi dapat menimbulkan dampak serius bagi ibu hamil dan janinnya.
Agar terhindar dari kejadian berbahaya, pasangan juga harus waspada.
Dokter Astrid Fransisca Padang, dokter spesialis kebidanan dan kandungan subspesialis ibu-janin, memaparkan peran suami pada ibu hamil yang menderita hipertensi.
Pantau dulu perkembangan kehamilan istri Anda.
Seperti ikut serta dalam pemeriksaan rahim, atau melihat apakah terjadi peningkatan tekanan darah atau tidak.
Kedua, suami harus mengetahui apa saja tanda-tanda peringatan pada ibu dan apa yang diduga menjadi penyebab hipertensi.
“Ibarat ibu hamil yang mengeluh penglihatannya terganggu atau kabur. Lalu timbul sakit maag,” jelasnya.
Gejala lain yang harus diwaspadai adalah sakit kepala pada ibu. Sakit kepala yang dominan terjadi di antara kedua mata.
“Nah, biasanya tanda-tanda hipertensi adalah preeklampsia atau eklampsia.
Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urin yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Jika tidak segera ditangani, preeklamsia dapat menimbulkan komplikasi berbahaya bagi ibu dan janin.
Oleh karena itu, para ayah harus berhati-hati jika ibunya mengalami keluhan seperti ini, segera bawa ke rumah sakit atau bawa kembali ke dokter, sarannya.