Ibadah Jemaat Gereja Tesalonika di Tangerang yang Dilaksanakan di Rumah Dibubarkan Warga

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Sejumlah orang dengan pakaian mencolok mengganggu kebaktian Gereja Paroki Thessaloniki di Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang, Banten.

Pelayanan dilakukan dari rumah. Hal ini menimbulkan keributan di kalangan warga dan mereka menghimbau masyarakat untuk menghentikan layanan tersebut.

Warga mengejek jemaah saat menjelaskan alasannya mengadakan kebaktian di rumah.

Momen tersebut terekam kamera dan menjadi viral di media sosial.

Salah satunya diunggah akun Instagram @unexplnd pada Selasa (23 Juli 2024).

Dalam video yang berdurasi kurang dari satu menit itu, warga disuruh meninggalkan jemaat gereja Thessaloniki begitu terekam.

Puluhan umat paroki yang mengenakan kemeja kepompong dan kopiah melarang jemaah gereja Thessaloniki untuk beribadah.

Seorang warga menjelaskan alasan warga Kampung Melayu Timur berhenti beribadah.

Salah satunya, ibadah yang digelar di tengah pemukiman warga yang mayoritas umat Islam tinggal.

“Letakkan (ibadah), di (tempat tinggal) yang mayoritas beragama Islam!” Pria itu bersikeras dengan keras.

“Semua Muslim di sini!” katanya setengah berteriak.

Pernyataan orang tersebut pun menimbulkan kegaduhan di kalangan warga yang hadir.

Warga bersorak dan mendukung pernyataan tersebut.

Seorang warga setempat terdengar meneriakkan takbir: “Allahu Akbar!”

Meski ketegangan meningkat, perwakilan jemaat gereja Tesalonika dengan tenang menjelaskan alasan beribadah di rumah.

“Dengar, Tuhan, kasihanilah kami, Tuhan, tidak bisakah kami berdoa seperti ini? “Tidak bisakah kita berdoa?” kata seorang perwakilan komunitas gereja Tesalonika.

Pertanyaan ini pun menuai reaksi keras dari warga.

Seorang pria berkemeja kepompong dan satu lagi kopiah berwarna putih juga sepakat bahwa jemaah gereja Tesalonika harus merayakan kebaktiannya di gereja, bukan di rumah.

“Sudah jelas kenapa tidak berdoa di Puri (gereja)?” Pria itu menyapa riuh warga.

Menanggapi pernyataan tersebut, perwakilan Paroki Thessaloniki mengatakan kontrak pelayanan di Gereja Thessaloniki yang dulunya terletak di kompleks Puri Naga Inda telah habis.

“Kontrak kami telah berakhir di Puri,” kata perwakilan paroki Thessaloniki.

Jawaban ini kembali disambut dengan sangat antusias oleh warga.

Ada pula yang kemudian mengejek jemaat gereja Tesalonika karena perjanjian gereja Tesalonika sudah berakhir. 

“Kalau kamu mendoakan perjanjian, mengapa kamu mendoakan perjanjian?”

Seluruh warga yang hadir menjawab pertanyaan tersebut sambil tersenyum.

Terjadi keheningan hingga sorakan kembali terdengar.

Mereka terdengar mengejek jemaat gereja Tesalonika dengan satu suara.

Usai sorak-sorai, umat paroki lainnya memperingatkan jemaat gereja Tesalonika tentang kata-kata yang mereka ucapkan.

Tidak jelas apa yang dimaksud pria tersebut.

Namun pernyataannya menimbulkan ketegangan antara umat paroki dan jemaat gereja Tesalonika.

“Hei, apa yang tadi kamu bicarakan, kamu bilang ‘di jalan’?” Seorang pria bertanya kepada jemaat gereja Tesalonika.

“Oh, wah, monyet!” Pria bertengkorak hitam itu berteriak kepada jemaat gereja Tesalonika.

Aksi ini semakin memanaskan suasana.

Warga terlihat berusaha masuk ke dalam rumah, sementara perempuan tersebut terdengar berteriak dari dalam rumah, membantah tuduhan tersebut. 

Menutup postingannya, admin Instagram @unexplnd menyebut kejadian tersebut terjadi di Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga.

Belum diketahui kapan kejadian ini terjadi, namun kejadian ini sangat memprihatinkan.

Kita ingat bahwa warga Muslim di komunitas gereja Tesalonika melarang ibadah dan mengejek agama Kristen. 

“Peristiwa memprihatinkan terjadi di Tangerang, Banten dimana warga beragama Islam melarang jemaah Gereja Tesalonika asal Kampung Melayu Timur di Distrik Teluk Naga untuk beribadah,” tulis pengelola Instagram @unexplnd pada Selasa (23/7/2024). 

“Jemaah diketahui melayani di rumah karena kontrak gerejanya sudah habis. Namun banyak yang diejek dan diejek warga,” jelasnya.

“Kejadian ini menyoroti persoalan toleransi beragama yang menjadi tantangan besar di Indonesia,” tutupnya.

Banyak orang bereaksi terhadap postingan ini.

Berbagai komentar dilontarkan terkait rendahnya tingkat keberagaman dan toleransi beragama di Indonesia.

@anggitopohan: Untuk umat Kristiani. Mohon maaf sebagai umat Islam, kelakuan generasi Baby Boomer terkadang suka mencemari lingkungan

@ruparasadewasa: Bikin malu orang yang lihat, misal: “Kamu bangun masjid pengemis jalanan dengan setetes ikan.”

@falenzaman: Maafkan kakak-kakakku atas kelakuannya ya. Anda seharusnya tidak mengalami hal ini. Mereka tidak mencerminkan Islam, saya marah dan malu melihat mereka. Orang-orang ini pasti akan diberi imbalan, semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari. Semoga Anda semua damai dan harmonis.

@indaahwulan12: Demi Allah, aku sungguh malu

@meisya__siregar: Astaghfirullah sedih! Malu bukan akhlak yang Rasulullah wujudkan… Ya Allah, Malu

@dndromeda_: Islam bukanlah Islam

@dhiyaam16: Imannya lemah sehingga mendengarkan doa agama lain dan takut murtad

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul “Viral Paroki Thessaloniki di Tangerang: Dilarang Ibadah, Ejekan Gereja karena Perjanjian”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *