HSBC Berikan Pendanaan Rp 487,8 Miliar ke eFishery

Laporan jurnalis Tribunnews.com Dennis Destrywan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Indonesia memberikan pinjaman atau pinjaman hijau dan sosial sebesar 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 487,8 miliar (kurs Rp 16.260) kepada startup unicorn di sektor perikanan atau e-commerce Aquatech fishing.

Pemberian green loan dan pinjaman sosial oleh PT Bank HSBC Indonesia untuk e-Fishers ditandatangani di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Salah satu pendiri eFishing, Gibran Huzaifah, mengatakan pinjaman ramah lingkungan dan sosial HSBC Indonesia merupakan langkah penting dalam merevolusi industri akuakultur tanah air.

Menurut Gibran, pinjaman ramah lingkungan dan sosial HSBC Indonesia memungkinkan eFishery memperluas armada eFeeder dan memberdayakan petambak ikan dan udang skala kecil.

“Dengan teknologi dan sumber daya yang mereka butuhkan. Dengan begitu mereka bisa lebih produktif dan berkelanjutan,” kata Gibran di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Gibran menjelaskan eFeeder merupakan inovasi teknologi pertama eFishery berupa perangkat pemberian pakan otomatis berbasis kecerdasan buatan (AIoT).

Teknologi ini disewakan kepada ratusan ribu petani ikan kecil di jaringan e-Fishing.

“Dengan menggunakan eFeeder, peternak ikan dapat meningkatkan efisiensi pakan hingga 30 persen dan kapasitas produksi hingga 24 persen,” ujarnya.

Sebagai imbalannya, petani kecil dapat memiliki akses yang lebih luas untuk memasarkan produk budidaya perikanan mereka dengan harga yang wajar.

Selain itu, para peternak juga dapat meningkatkan penjualannya karena bobot ikan yang didistribusikan lebih merata sehingga meningkatkan harga jual. Hasilnya, kualitas hidup mereka bisa meningkat.

Riko Tasmaya, General Manager Wholesale Banking HSBC Indonesia, berharap e-Fishing dapat memperluas bisnisnya untuk menjangkau lebih banyak petani kecil di seluruh Indonesia.

Sebab, kata dia, hal ini merupakan bagian dari ambisi HSBC untuk mendukung pertumbuhan sektor ekonomi baru berbasis platform di Indonesia.

“Melalui pinjaman ramah lingkungan dan sosial, HSBC Indonesia juga mendukung sektor akuakultur untuk menerapkan praktik berkelanjutan di seluruh rantai pasokannya,” tambah Riko.

Sebagai informasi, e-Fishing merevolusi metode budidaya tambak tradisional dan memberikan solusi mutakhir dalam ekosistem akuakultur.

Hal ini dicapai dengan menawarkan platform komprehensif yang memberi petani dan peternak akses terhadap teknologi, pakan kompetitif, pembiayaan dan pasar untuk produk akuakultur.

Dengan menggunakan platform eFeeder eFishery, petani ikan dapat mengatur jadwal pemberian pakan, menerima rekomendasi pemberian pakan, dan mencatat data pemberian pakan melalui ponsel pintar mereka.

Selain itu, eFeeder membantu petani ikan mengadopsi metode budidaya yang lebih berkelanjutan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas air dengan mengurangi kontaminasi air dan limbah akibat siklus hidup yang tidak efisien.

Inovasi ini sekaligus meningkatkan asupan dan mempercepat distribusi pangan. Untuk memperluas bisnis ekspornya, e-Fishery memasuki pasar Tiongkok dengan menjual hasil panen udangnya, setelah berhasil mengekspornya ke Amerika Serikat.

Selain itu, e-Fishing juga memperluas ekspor ikan nila ke kedua negara tersebut, sekaligus meningkatkan jumlah sasarannya ke negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Eropa, dan Timur Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *