Houthi Segera Balas Israel, Siapkan Kejutan Besar Beberapa Hari Lagi

TRIBUNNEWS.COM – Ali Khahoum, anggota kantor politik Ansar Allah di Yaman, menegaskan bahwa Houthi tidak akan menunda respons mereka terhadap serangan Israel di Hodeidah pada Sabtu (20/7/2024).

“Kami tidak akan menunda tanggapan kami terhadap serangan Israel pada Sabtu lalu di kota Hodeidah,” kata Ali Kahoum kepada Sputnik, Senin (22 Juli 2024).

Dia mengatakan serangan balasan terhadap Israel bisa terjadi dalam beberapa hari.

“Hari-hari ke depan penuh kejutan,” katanya.

Ali Kahoum juga memberikan informasi mengenai daerah sasaran serangan balik bersenjata Houthi.

“Tujuannya adalah untuk sepenuhnya mencakup wilayah Palestina yang diduduki, dan Yaman Raya memiliki keunggulan dan kemampuan untuk mengubah keseimbangan kekuatan dan mencapai kesuksesan,” ujarnya.

Hal ini menyusul serangkaian serangan yang dilakukan puluhan pesawat tempur Israel pada Sabtu (20/7/2024) terhadap tangki penyimpanan minyak di pelabuhan Hodeidah dan tangki diesel di pembangkit listrik di kawasan bukit pasir kota Hodeidah.

Kelompok Houthi telah berjanji untuk menanggapi serangan Israel dengan mengebom sasaran-sasaran utama Israel.

Mereka menyatakan Tel Aviv sebagai tempat yang tidak aman dan menekankan bahwa mereka sedang mempersiapkan perang panjang dengan Israel sampai Israel menghentikan operasi militernya dan melakukan blokade terhadap rakyat Palestina.

Sehari yang lalu, angkatan bersenjata Houthi melancarkan serangan darat pertamanya terhadap sebuah drone yang lepas landas dari Yaman, yang meledak di Tel Aviv pada tengah malam pada Jumat (19 Juli 2024).

Serangan itu menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya.

Militer Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan mereka akan menanggapi serangan itu.

Sejak 19 November 2023, Houthi telah menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah untuk memaksa Israel mengakhiri agresinya di koridor Gaza.

Kelompok Houthi berjanji tidak akan menghentikan serangan mereka di Laut Merah sampai Israel mengakhiri agresinya terhadap Jalur Gaza, mencabut blokade Jalur Gaza, dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina.

Pada saat yang sama, sekutu Israel, Amerika Serikat dan Inggris, membentuk koalisi Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan menekan Houthi untuk berhenti menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di wilayah tersebut. Jumlah korban

Ketika Israel terus menyerang Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah lebih dari 39.006 orang pada Sabtu (10/7/2023) hingga Senin (22/7/2024), dengan tambahan 89.818 orang luka-luka, dan jumlah korban tewas di Israel sebanyak 1.147 orang. .

Sebelumnya, Israel mulai mengebom Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk memerangi pendudukan Israel di Al-Aqsa sejak 1948 dan kekerasan.

Israel memperkirakan Hamas telah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, dan sekitar 120 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza.

Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina masih ditahan di penjara-penjara Israel, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada awal Juli 2024 oleh surat kabar Al-Novois.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *