Houthi semakin beringas, sebuah rudal buatan lokal di Yaman menembak jatuh drone MQ-9 AS di atas Marib.
TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Bersenjata Yaman (YAF), yang berafiliasi dengan kelompok Ansarallah Houthi, mengatakan pada Kamis (16) bahwa mereka menembak jatuh drone MQ-9 AS di wilayah udara provinsi Marib Yaman. /5/2024).
Juru bicara YAF Yahya Saree mengatakan drone itu menjadi sasaran rudal permukaan-ke-udara buatan dalam negeri ketika sedang melakukan “aktivitas permusuhan”.
Brigjen Yahya Saree menambahkan, rekaman penembakan akan dirilis kemudian.
Menurut Sari, ini merupakan pesawat keempat yang ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara Yaman sejak dimulainya operasi dukungan di Gaza.
Juru bicara tersebut menekankan kewaspadaan penuh dan kesiapsiagaan angkatan bersenjata Yaman di semua tingkatan dan berjanji bahwa semua upaya musuh pasti akan gagal.
Pengguna media sosial membagikan video drone MQ-9 yang diduga ditembak jatuh oleh angkatan bersenjata Yaman di Marib. Kapal perusak berpeluru kendali USS Mason berlayar bersama kapal perusak Jepang Akebono di Teluk Aden, 25 November 2023. USS Mason dikerahkan ke wilayah operasi Armada ke-5 AS untuk mendukung keamanan dan stabilitas maritim di Timur Tengah . (Departemen Pertahanan AS) Serang kapal perusak USS Mason
Pada hari Rabu, Sari mengumumkan operasi di mana angkatan laut Yaman menargetkan kapal perusak AS USS Mason di Laut Merah dengan serangkaian rudal anti-kapal.
Yahya Sari juga mencatat, Angkatan Laut dan Pasukan Rudal Yaman melakukan operasi gabungan terhadap kapal “Destiny” di Laut Merah dan mengklaim serangan tersebut langsung mengenai sasaran.
Serangan itu terjadi setelah kapal tersebut melanggar larangan kapal atau tujuan Israel pada 20 April.
Pengumuman tersebut muncul setelah Saree mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa fase keempat eskalasi terhadap pendudukan Israel telah dimulai, yang mengindikasikan bahwa operasi besar akan segera dilanjutkan sebagai bagian dari fase ini. Drone MQ-9 Reaper (Foto oleh Sersan Staf Brian Ferguson/Angkatan Udara AS) Spesifikasi Drone MQ-9 Reaper
Drone MQ-9 Reaper merupakan pesawat tak berawak berukuran besar yang diproduksi oleh General Atomics, demikian lapor CNBC, Jumat (17/3/2023), mengutip Guardian.
Drone tempur ini dikendalikan dari jarak jauh oleh dua orang.
Satu orang bertindak sebagai pilot sementara yang lain mengendalikan sensor dan senjata.
MQ-9 Reaper memiliki panjang 11 meter dan lebar sayap lebih dari 22 meter.
Drone canggih ini mampu terbang lebih dari 27 jam dengan kecepatan hingga 480 kilometer per jam.
Drone MQ-9 Reaper dapat terbang pada ketinggian 15 kilometer dan dapat melayang di sekitar sasaran sehingga sangat berguna untuk pengintaian.
Harganya sangat mahal, dimana 1 unit MQ-9 Reaper dengan 4 drone dibanderol USD 56,5 juta (Rp 869 miliar).
Angkatan Udara AS mengatakan fungsi utama MQ-9 Reaper adalah mengumpulkan intelijen sekaligus mampu menyerang sasaran dengan tepat.
Drone ini mampu membawa 16 rudal Hellfire yang mematikan, sama kapasitasnya dengan helikopter serang Apache.
Penggunaan drone semacam itu untuk militer AS telah menjadi rutinitas sejak tahun 1995, ketika pendahulu Reaper, Predator, dikerahkan untuk mendukung serangan NATO di Serbia.
Predator juga banyak digunakan dalam perang di Irak dan Afghanistan, di mana serangan mereka terkadang menimbulkan korban sipil.
Predator pensiun pada tahun 2017, digantikan oleh MQ-9 Reaper, yang menjadi drone utama Angkatan Udara AS.
(oln/almydn/cnbc/tgrdn/*)