Dilansir reporter Tribunnews.com, Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, YAMAN – Militan sayap kanan Houthi Yaman mengancam akan menyerang situs dan infrastruktur penting di Arab Saudi jika negara tersebut memutuskan untuk membantu negara-negara Barat melakukan agresi di Yaman.
Ancaman ini dilontarkan langsung oleh pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi.
Dalam video yang diposting di media sosial Telegram, ia memperingatkan Arab Saudi untuk berhenti mengambil langkah membantu Amerika Serikat (AS) jika tidak ingin menyerang.
Dalam video tersebut, kelompok Houthi juga merilis rekaman drone yang menunjukkan lokasi sensitif di Arab Saudi.
Ini termasuk Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah dan Bandara Internasional King Fahd di Dammam, serta pelabuhan di Ras Tanura, Jizan dan Jeddah.
“Amerika sedang mencoba menjebak Anda dan jika Anda mau, cobalah saja. Jika Anda menginginkan kebaikan bagi Anda, stabilitas bagi negara dan perekonomian Anda, hentikan konspirasi Anda terhadap negara kami,” tegas Malik al-Houthi.
Selain ancaman dari pemerintah Saudi, Houthi juga meminta Bank Sentral Yaman, yang berbasis di kota pelabuhan Aden, Yaman, untuk memindahkan kantor pusatnya ke Aden dan meninggalkan wilayah yang dikuasai Houthi dalam waktu 60 hari.
Peringatan ini bukan pertama kalinya Houthi mengeluarkan peringatan seperti itu, dimana milisi sayap kanan pada bulan Maret lalu memperingatkan Arab Saudi agar tidak mendukung serangan AS terhadap kelompok tersebut.
Pemerintah Saudi belum mengomentari ancaman Houthi sebelum video ini dirilis, namun menurut Middle East Monitor, Houthi telah rutin menyerang wilayah Saudi sejak 2019, sebelum gencatan senjata di Laut Merah dilanggar. melumpuhkan sekitar setengah produksi minyak kerajaan. Kelompok Houthi meningkatkan serangannya
Konflik ini pertama kali meletus pada November lalu setelah Houthi, milisi sayap kanan Iran, membombardir kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah dengan rudal.
Para pejabat Houthi meyakini blokade dan serangan mereka merupakan bentuk protes terhadap agresi Israel di Jalur Gaza Palestina yang telah menewaskan lebih dari 38.000 orang.
Kelompok Houthi menyebut tindakan tersebut sebagai kampanye solidaritas melawan perang Israel di Palestina dan Gaza.
Tak segan-segan melumpuhkan Israel dan sekutunya yakni AS dan Inggris, Panglima Houthi meminta seluruh militernya meningkatkan serangan terhadap kapal kargo milik musuhnya yang nekat melintasi Samudera Hindia dan Laut Merah.
Houthi baru-baru ini meluncurkan senjata baru, yang merupakan versi upgrade dari sistem pertahanan udara jarak jauh Bavar-373.
Bavar-373 sendiri merupakan sistem pertahanan udara canggih yang digunakan angkatan bersenjata Iran sejak tahun 2019 untuk mengusir musuh.
Namun, baru-baru ini senjata Bavar-373 telah ditingkatkan ke versi terbaru yang menggabungkan elemen seri rudal Sayyad, yang merupakan hulu ledak eksekusi.