TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi Yaman pada Kamis (6/6/2024) mengumumkan operasi gabungan dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Irak untuk menyerang kapal Israel di pelabuhan Haifa.
Operasi gabungan ini terjadi beberapa minggu setelah kelompok Houthi dan kelompok perlawanan Islam Irak berjanji untuk meningkatkan kerja sama melawan Israel.
“Tentara Yaman telah melakukan dua operasi militer gabungan dengan kelompok perlawanan Islam Irak, yang pertama menargetkan dua kapal yang membawa peralatan militer di pelabuhan Haifa,” kata juru bicara militer Houthi Yahya Sari kemarin malam.
“Kapal (serangan) kedua menjadi sasaran yang melanggar keputusan kami untuk melarang akses ke pelabuhan Haifa di wilayah pendudukan Palestina,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Kedua operasi tersebut dilakukan dengan beberapa drone dan tepat mengenai sasaran, kata Yahya Sari seperti dikutip Sky News.
Bulan lalu, pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi berbicara melalui telepon dengan Abu Hussein al-Hamidawai, pemimpin Revolusi Islam Irak.
Kedua negara membahas langkah-langkah terkoordinasi untuk melawan Israel.
Pemimpin Revolusi Islam Irak memuji operasi Houthi sebagai bantuan besar dalam menegakkan blokade maritim Israel.
Dia menekankan perlunya menjaga tingkat kesiapan dan koordinasi yang tinggi di antara kekuatan perlawanan, terutama antara Irak dan Yaman, untuk mendukung rakyat Palestina.
Sejak 19 November 2023, kelompok Houthi bergabung dengan warga Palestina untuk memprotes invasi Israel ke Jalur Gaza.
Kelompok Houthi menyerang Israel dengan menyerang kapal-kapal sekutu Israel yang berlayar dari Laut Merah menuju pelabuhan-pelabuhan Israel.
Sebagai tanggapan, sekutu Israel, Amerika Serikat, meminta Inggris dan beberapa negara lain untuk membentuk koalisi melawan pemberontak Houthi di Yaman.
Koalisi AS dan Inggris telah mengebom beberapa kamp Houthi di Yaman.
Al Quds dikutip dalam pernyataan pemimpin Houthi yang mengatakan bahwa sedikitnya 55 orang tewas dan 78 luka-luka dalam pemboman sejak awal tahun. jumlah korban
Ketika Israel terus melakukan provokasi di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (4/6/2024) telah melampaui 36.550 orang dan 82.959 orang luka-luka, 1.147 orang meninggal dunia. Menurut Anadolu, di wilayah Israel.
Operasi banjir Al-Aqsa, pemboman Israel di Jalur Gaza menyusul gerakan revolusioner Palestina yang dilakukan Hamas, dimulai pada Sabtu (7/10/2023).
Pada akhir November 2023, Israel memperkirakan 120 sandera Hamas masih hidup dan mati di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina berada di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada bulan Desember 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel