Hizbullah Ubah Galilea-Tiberias Jadi Neraka Terbakar, 8 Pesawat & 21 Tim Pemadam Israel Kerepotan

Hizbullah mengubah Galilea dan Tiberias menjadi neraka yang membara, 21 tim pemadam kebakaran Israel menemui kesulitan

TRIBUNNEWS.COM – Front Internal pemerintah Israel dilaporkan mengirimkan 21 tim pemadam kebakaran dan delapan pesawat untuk memadamkan api di wilayah utara Palestina yang diduduki.

Pada Rabu (15 Juni 2024), kebakaran hebat terjadi di wilayah utara yang diduduki Israel akibat roket yang ditembakkan dari Lebanon.

Upaya mengerahkan puluhan tim pemadam kebakaran dan pesawat dikatakan masih terus dilakukan mengingat sulitnya memadamkan api karena beberapa faktor seperti cuaca dan angin menyebabkan api semakin cepat menyebar dan meluas.

Laporan Khaberni menyebutkan lebih dari 150 roket ditembakkan dari Lebanon pada Rabu pagi, beberapa di antaranya menyebabkan kebakaran di beberapa daerah.

Laporan Khaberni menyebutkan: “Israel Utara, wilayah Palestina yang diduduki, terbakar hari ini, Rabu (12 Juni 2024), setelah Hizbullah meluncurkan 160 roket.”

Serangan roket Hizbullah ini merupakan respons terhadap serangan udara Israel pada Rabu pagi yang menewaskan tiga anggota Hizbullah dan seorang komandan senior Hizbullah.

Setidaknya 160 roket terdeteksi sejak pagi ini, 70 di antaranya ditembakkan ke Jabal Jarmaq dan Galilea Barat.

Dewan regional lokal Israel di wilayah Galilea Atas juga menyarankan penduduk kota-kota Israel untuk berlindung dan tinggal di dekat tempat perlindungan yang aman.

Setelah serangan itu, sirene peringatan serangan udara dibunyikan di kota Safed, Tiberias dan Galilea Atas di Israel utara.

Hari ini, sirene dibunyikan di Tiberias untuk pertama kalinya sejak serangan Hizbullah pada 8 Oktober 2023, menandakan perluasan jangkauan Hizbullah di wilayah tersebut. 160 roket Hizbullah membakar Israel utara

Hizbullah mengumumkan pada hari ini, Rabu (12 Juni 2024), pihaknya menargetkan beberapa pos militer di Israel utara.

Hizbullah mengatakan operasi militer tersebut dilakukan untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza dan sebagai respons terhadap pemboman Israel terhadap desa-desa di Lebanon, serta pembunuhan empat anggota pasukannya, termasuk seorang komandan senior Hizbullah, pagi ini.

“Mujahidin menargetkan pabrik Blasan untuk industri militer, yang mengkhususkan diri dalam produksi baju besi untuk tentara pendudukan dan perlindungan mesin dan kendaraan, di kota Sasa,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, mengutip Al Mayadeen.

Target ini menggunakan peluru kendali dan diyakini mampu menyerang sasaran militer Israel di wilayah tersebut.

Hizbullah menargetkan markas besar dan gudang cadangan Divisi Galilea di Amiad, markas besar Angkatan Darat Utara di pangkalan Ein Zeitim, dan markas besar Unit Kontrol Angkatan Udara dan Departemen Operasi Udara di selatan pangkalan Meron roket dan artileri Katyusha. kerang laut.

Lokasi lain yang menjadi sasaran Hizbullah adalah Ruweisat al-Qarn di Peternakan Sheba yang diduduki, serta Ramtha dan Al-Samaqa di perbukitan Kfar Shuba.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan solidaritasnya terhadap warga Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.

Hizbullah telah menyerang pertahanan Israel di Israel utara dengan rudal dan drone yang ditembakkan dari pangkalan Hizbullah di Lebanon selatan.

Hizbullah berjanji untuk berhenti menyerang Israel hanya jika Israel berhenti menginvasi Jalur Gaza.

Sementara itu, Israel menolak mundur dari Jalur Gaza sebelum mewujudkan ambisinya menghancurkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas). Jumlah korban

Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah warga Palestina sejak Sabtu (7 Oktober 2023) hingga Selasa (6 November 2024) bertambah menjadi 37.124 orang dan 84.712 orang luka-luka. Menurut informasi yang diberikan oleh Anadolu Agency, banyak orang terbunuh di wilayah Israel.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk memprotes pendudukan dan kekerasan Israel di Jalur Gaza.

Israel memperkirakan sekitar 120 sandera, baik hidup maupun mati, masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza setelah 105 sandera ditukar dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, menurut laporan yang diterbitkan The Guardian pada Desember 2023, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.

(oln/khbrn/almydn/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *