Hizbullah Rilis Video Gudang Rudal Mereka: Ini Disiapkan untuk Menghantam Target yang Kami Tentukan

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT – Hizbullah merilis video yang memperlihatkan fasilitas bawah tanah bernama Imad 4 pada Jumat (16/8/2024).

Media Israel percaya bahwa gudang rudal dan roket bawah tanah terletak di Lebanon.

Dalam video tersebut, pria bersenjata dengan perlengkapan militer terlihat menyiapkan senjata, mengendarai sepeda motor, dan mengemudikan truk bermuatan rudal melalui terowongan bawah tanah yang remang-remang.

Dindingnya dihiasi bendera Hizbullah dan foto para pemimpinnya, termasuk pemimpin saat ini Syed Hassan Nasrallah.

Suara Nasrallah terdengar memuji kemampuan “perlawanan Lebanon saat ini,” diiringi musik yang menggelegar.

Dalam keterangannya, Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan kelompok militan Muslim Syiah lebih kuat dari sebelumnya.

“Target kita sudah ada di kantong kita, koordinatnya ada di tangan kita. Rudal-rudal yang disimpan hari ini siap mencapai sasaran yang telah kami identifikasi,” kata Hassan Nasrallah dalam akunnya.

“Perlawanan (Hizbullah) saat ini memiliki rudal yang presisi dan tidak akurat,” kata seorang tentara yang wajahnya ditutupi masker.

“Bersama dengan kemampuan senjatanya, jika Israel memaksakan perang melawan Lebanon, Israel akan menghadapi nasib dan kenyataan yang tidak mereka duga.”

Video berdurasi empat setengah menit itu dibagikan oleh outlet media Lebanon Leb Now pada hari Jumat.

Peluncurannya dilakukan pada saat yang sangat menegangkan di kawasan ketika Lebanon, Israel dan Iran bersiap menghadapi konflik dan warga negara asing didesak oleh pemerintah mereka untuk meninggalkan Timur Tengah.

Hizbullah terakhir kali merilis video semacam itu pada bulan Juli, yang menunjukkan rekaman udara pangkalan militer Israel dan lokasinya di Dataran Tinggi Golan.

Gudang rudal

Dalam video tersebut, Hizbullah terlihat memamerkan jaringan terowongannya yang besar dan kompleks, “Gunung adalah gudang kami”

Perlawanan Lebanon diketahui memiliki jaringan terowongan yang besar dan kompleks di wilayah selatan negara tersebut.

Video tersebut menunjukkan terowongan bawah tanah dan depot rudal milik Perlawanan Lebanon, yang diberi nama “fasilitas Imad 4” yang diambil dari nama mantan komandan Imad Mughniyeh.

Sejauh ini, Hizbullah diyakini “hanya” menggunakan sejumlah kecil senjatanya dalam perang melawan Israel.

Al Mayadeen mengatakan pada hari Jumat bahwa nama fasilitas Imad-4 menunjukkan adanya situs serupa lainnya.

Sementara itu, surat kabar Ibrani Maariv menyebut video tersebut sebagai “tekanan psikologis” Hizbullah terhadap Israel.

Seorang jurnalis Israel untuk situs berita Ynet, Lior Ben Ari, menyebut video tersebut “mengganggu” dan mengatakan bahwa video tersebut harus “diinvestigasi secara mendalam”.

Video tersebut mengungkapkan fasilitas bawah tanah yang disebut ‘Emad 4’ yang menembakkan rudal di bawah tanah, tapi tidak hanya itu. Video tersebut memperlihatkan sebuah terowongan besar yang dilengkapi dengan lampu dan komputer yang memungkinkan sepeda motor dan truk melewatinya dengan mudah. Apakah ada yang mengatakan Philadelphia [Koridor]?” tambahnya sinis, mengacu pada jaringan terowongan Hamas di bawah perbatasan Gaza-Mesir, yang sepertinya menunjukkan bahwa fasilitas Hizbullah jauh lebih canggih.

Hizbullah diketahui memiliki jaringan terowongan rahasia yang besar dan kompleks di bawah Lebanon selatan.

Pada bulan Februari, surat kabar Perancis Liberation melaporkan bahwa jaringan tersebut sangat kompleks, membentang ratusan kilometer dan bahkan mencapai Suriah.

Terowongan yang lebih dalam, beberapa di antaranya sedalam 60 meter di bawah tanah, sebenarnya kebal terhadap serangan udara Israel dan dibangun dengan dukungan Korea Utara dan Iran, kata Dr. Andreas Krieg, asisten profesor di King’s College London, bulan lalu untuk The Cradle .

“Ada beberapa jenis terowongan: terowongan tanah yang digunakan untuk memindahkan personel dan material yang dapat dihancurkan dari udara; dan terowongan yang lebih dalam dan diperkuat beton yang berfungsi sebagai pusat komando dan gudang senjata. Terowongan yang lebih dalam, beberapa di antaranya berada hingga 60 meter di bawah tanah, hampir tidak dapat ditembus oleh serangan udara Israel dan dibangun dengan dukungan Korea Utara dan Iran,” jelas Krieg.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *