TRIBUNNEWS.COM – Gerakan perlawanan Islam Hizbullah di Lebanon melanjutkan serangkaian operasi militer yang menargetkan posisi pasukan pendudukan Israel di wilayah yang mereka tempati di Safed.
Dalam pernyataannya, Hizbullah mengatakan mereka akan melakukan serangkaian operasi militer “untuk mendukung rakyat Palestina dan perlawanan mereka yang berani dan terhormat.”
Di antara sasaran yang akan mereka bidik adalah Jal al-Alam, yang akan mereka serang dengan peluru artileri. Sasaran lainnya termasuk situs al-Malikiyah dan al-Samakah, yang akan diserang sebanyak dua kali.
Sasaran lain Hizbullah adalah posisi pasukan pendudukan Israel di Jabal Nazr, yang akan mereka serang dengan rudal, kemungkinan besar akan mengenai sasarannya dengan akurat.
“(Serangan ini) sebagai respons atas serangan dan pembunuhan yang dilakukan musuh Israel di kota Mayfadoun dan Jwayya,” kata Hizbullah dalam keterangan resminya, seperti dikutip Aljazeera, Kamis, 8 Agustus 2024.
Hizbullah melakukan serangan udara “menggunakan segerombolan drone terhadap posisi artileri musuh di al-Zaura, menyerang lokasi perwira dan tentara IOF, menimbulkan korban jiwa, dan juga menembaki markas Komando Utara di pangkalan Ein Zeitim dengan beberapa tembakan rudal Grad.”
Hizbullah juga mengumumkan kematian pejuangnya Hassan Faris Jishi dari kota Jwayya di Lebanon selatan, yang menjadi martir dalam perjalanan ke Al-Quds.
Media militer Hizbullah kemarin merilis rekaman serangan Hizbullah terhadap pengangkut pasukan musuh Israel di dekat Roueissat al-Alam di dataran tinggi Kafr Chuba yang diduduki di Lebanon.
Situs web Israel Srugim mengutip seorang perwira cadangan senior Pasukan Pendudukan Israel (IOF) yang mengatakan bahwa setelah 10 bulan perang, setengah dari brigade Hamas di Jalur Gaza masih mampu beroperasi secara efektif melawan IOF.
Perwira itu menambahkan bahwa Staf Umum Israel “takut pada bayangannya sendiri” dan oleh karena itu menunda serangan terhadap Yaman sampai bantuan senjata drone (UAV) tiba di Tel Aviv.
Dia juga berhati-hati terhadap serangan terhadap Hizbullah.
Menurut Kantor Tertinggi Cadangan Pasukan Pendudukan, pendapat utama dalam badan tersebut adalah bahwa “organisasi teroris tidak dapat dikalahkan.” Pernyataan tersebut merujuk pada sengitnya perlawanan Hizbullah selama ini.
Sumber: Al Mayadeen