TRIBUNNEWS.COM – Pejabat Iran akan mengumumkan pertemuan dengan sekutunya untuk membahas persiapan serangan terhadap Israel.
Perwakilan perwakilan Iran, yaitu Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, Hamas di Palestina, dan kelompok oposisi di Irak, akan bertemu di ibu kota Iran, Teheran.
“Iran dan anggota oposisi akan mengadakan peninjauan umum setelah konferensi Teheran untuk menemukan cara terbaik dan paling efektif untuk membalas pemerintah Zionis,” kata seorang pejabat senior Iran, Kamis (1/8/2024), dikutip dari CNN Reuters.
Seorang pejabat Iran mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan anggota senior Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) juga hadir.
“Cara Iran dan oposisi membalas dendam adalah balas dendam. Ini benar-benar akan terjadi dan pemerintah Zionis akan menyesalinya,” kata Panglima Angkatan Darat Jenderal Mohammad Baqeri di TV Kamis. Drone Arash-2 Iran dirancang untuk menyerang Israel. (adalah)
Seorang pejabat militer Irak mengatakan Iran telah mengundang para pemimpin oposisi Irak ke pertemuan tersebut.
“Iran telah meminta para pemimpin utama kelompok oposisi Irak untuk berangkat ke Teheran pada hari Rabu untuk pertemuan darurat guna membahas pembalasan atas serangan Israel baru-baru ini, termasuk terhadap rakyat Lebanon dan Iran serta serangan AS di Irak,” kata pejabat tersebut. dikatakan.
Dalam beberapa hari terakhir, situasi di Timur Tengah memanas setelah Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran pada Rabu pekan ini.
Sehari sebelumnya, seorang pemimpin senior Hizbullah bernama Fuad Shukr juga terbunuh di Beirut.
Israel mengakui dia bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr. Namun, negara Zionis tidak pernah menerima atau mengakui bahwa mereka adalah dalang pembunuhan Haniyeh.
Kini, Israel mengaku siap menghadapi situasi apa pun dari Iran dan sekutunya.
“Kami juga siap membela diri. “Ratusan tentara pertahanan udara dan personel pengatur lalu lintas udara tersebar di seluruh negeri dengan peralatan terbaik, siap melakukan tugas mereka,” kata Tomer Bar, kepala Angkatan Udara Israel.
Sementara itu, CNN melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengirim pesan ke Iran untuk tidak melakukan pembalasan terhadap Israel atas kematian Haniyeh.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh Qatar yang merupakan mediator dalam perundingan antara Israel dan Hamas.
Perdana Menteri Qatar Abdulrahman Al Thani mengumumkan pesan AS kepada Iran dan Hizbullah. Amerika yakin Iran bisa menyerang Israel
AS yakin Iran mampu melakukan serangan besar-besaran terhadap Israel.
Selain itu, AS juga mengatakan bahwa Iran mempunyai niat atau keinginan untuk menyerang musuh bebuyutannya di pantai Mediterania.
“Iran telah menunjukkan kemampuan dan kemauan untuk melancarkan serangan besar terhadap Israel,” kata Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pada Kamis (1/7/2024), dikutip Press TV di MSNBC.
Buktinya, Operasi Komitmen Sejati yang dilakukan Iran pada 13 April lalu.
Dalam prosesnya, Iran menembakkan lebih dari 300 rudal dan drone sebagai tanggapan atas pembunuhan dua komandan Iran di Suriah oleh Israel.
Khamenei memperingatkan Israel bahwa negara Zionis akan menerima “balas dendam yang berat” karena membunuh Haniyeh.
Selain itu, dia menambahkan bahwa Iran memiliki tanggung jawab untuk membalas Israel.
Ancaman Iran membuat Amerika khawatir.
“Kita harus mengindahkan peringatan pemimpin (Khamenei) tentang serangan balasan,” kata Kirby.
“Kita harus mengambil setiap langkah untuk memastikan keselamatan diri kita sendiri dan teman-teman kita di wilayah ini.”
(Berita Tribune/Februari)