TribuneNews.com – Kelompok militan Lebanon Hizbullah dilaporkan telah mengebom sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.
Hizbullah menargetkan Iron Dome dengan rudal buatan Iran.
Iron Dome, yang dikembangkan oleh Israel, dikenal sebagai komponen kunci infrastruktur pertahanan negara tersebut, yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek dan peluru artileri.
Iron Dome berperan penting dalam melindungi wilayah sipil dari serangan roket yang sering terjadi.
Menurut Militarniy, sebuah video yang dirilis Hizbullah menunjukkan momen-momen terakhir rudal anti-tank Almas mencapai sasarannya.
Rudal Hizbullah menargetkan peluncur Iron Dome di dekat kota Ramot Naftali di Israel utara.
Peluncur tersebut berjarak sekitar empat kilometer dari perbatasan dengan Lebanon, tempat rudal tersebut diyakini telah ditembakkan.
Beberapa analis berpendapat bahwa gambar tersebut mungkin mewakili sistem Iron Dome yang sebenarnya, dengan alasan perbedaan dalam sistem pengangkat hidrolik dan sasis peluncur, serta desain antena komunikasi.
Namun, tidak ada verifikasi independen yang dilakukan untuk memastikan kehancuran peluncur Iron Dome yang asli.
Dan tidak ada laporan mengenai ledakan amunisi yang biasanya terjadi setelah serangan berhasil terhadap wadah peluncuran rudal.
Hizbullah, bersama dengan Hamas, telah menargetkan aset pertahanan udara Israel selama bertahun-tahun.
Jika insiden ini benar, maka ini akan menjadi kejadian pertama yang diketahui publik mengenai serangan Iron Dome yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ini.
Hizbullah juga menyerang aset militer Israel lainnya, termasuk kendaraan komunikasi dan truk militer taktis, dengan menggunakan sistem rudal yang baru diperoleh. Kawanan drone bunuh diri Hizbullah menyerang barak militer Israel
Pada Rabu (6/5/2024) Gerakan Perlawanan Lebanon Hizbullah menyerang pos militer Israel yang baru didirikan di dekat perbatasan dalam serangan yang menewaskan dan melukai beberapa perwira dan tentara Israel.
Hizbullah menyerang sekelompok tentara Israel dengan drone.
Sebuah pesawat tak berawak menabrak tenda barak yang digunakan oleh pasukan pendudukan Israel, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 20 lainnya.
Menurut unit media militer Hizbullah, angkatan udara tak berawak Hizbullah meluncurkan segerombolan drone bunuh diri ke sebuah pos militer Israel di Elkosh, sebelah utara Hurfesh.
Hizbullah mengatakan serangan itu merupakan balasan atas serangan Israel ke kota al-Nakhaura di Lebanon pada Selasa (6/4/2024).
Insiden tersebut merupakan serangan balik kelima yang dilakukan Hizbullah sejak 31 Mei 2024, sebagai respons atas serangan Al-Nakhaura.
Media Israel melaporkan bahwa serangan itu termasuk peluncuran rudal anti-tank, diikuti oleh setidaknya satu drone bunuh diri yang menargetkan lokasi di Harfesh, hanya beberapa ratus meter dari Elkosh, mengutip Palestine Chronicle.
Situs tersebut dulunya adalah lapangan sepak bola, yang baru-baru ini diambil alih oleh tentara Israel.
Hizbullah telah meningkatkan serangannya terhadap posisi baru Israel.
Hizbullah mengumumkan operasi terbaru tersebut di tengah kunjungan pejabat senior Israel ke wilayah utara yang diduduki, di mana mereka mengeluarkan ancaman perang terhadap Lebanon.
Kunjungan tersebut termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Keamanan Yoav Galant, Kepala Staf Herji Halevi, anggota Kabinet Perang Benny Gantz dan Menteri Kepolisian Itamar Ben-Gvir, semuanya menyampaikan ancaman terhadap Lebanon dan Hizbullah. Hizbullah siap berperang habis-habisan melawan Zionis Israel
Hizbullah menyatakan siap berperang habis-habisan melawan Zionis Israel.
Hal tersebut disampaikan pada Selasa (4/6/2024) oleh Naim Kassem, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon. “Bukan keputusan kami untuk memperpanjang perang, tapi kami akan melawannya jika terpaksa,” kata Kassem.
Dia bersumpah bahwa perpanjangan perang Israel di Lebanon akan menyebabkan kehancuran dan pengungsian di Israel.
Di sisi lain, Qassem membantah laporan penarikan pasukan elit Hizbullah, Pasukan Radwan, dari perbatasan Israel.
Mengutip Palestine Chronicle, Qassem menekankan bahwa Hizbullah hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuannya melawan Israel.
Qassem juga membahas kemungkinan gencatan senjata di Gaza.
“Usulan Biden untuk ketenangan (di Gaza) tidak memiliki substansi dan merupakan bagian dari proposal pemilu domestik Amerika Serikat (AS),” katanya, merujuk pada proposal yang digariskan oleh Presiden AS Joe Biden pada Jumat pagi.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)