Hizbullah Ancam Habisi Israel, Sebut IDF Sudah Lemah dan Kelelahan, Tak Mampu Perluas Perang

TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Hizbullah Lebanon mengeluarkan peringatan keras kepada Israel agar tidak berperang melawan Lebanon dan Palestina.

Ketua Kelompok Loyalis Anti-Hizbullah, Mohammed Raat, mengatakan pada Selasa (16/7/2024) bahwa Israel tidak dapat memperluas perang ke Lebanon karena Pasukan Israel (IDF) sudah kehabisan tenaga. 

Dia juga mengkritik taktik perang psikologis Israel.

Raad juga mengatakan bahwa pejuang anti-Hizbullah semakin melemahkan kemampuan Israel.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya, Rabu (17/7/2024) mengatakan Israel akan membalas jika pemerintah Zionis terus menyerang warga sipil.

Hizbullah akan meluncurkan rudal yang menargetkan pemukiman baru dan ilegal di Israel, kata Palestine Chronicle.

Selain itu, dia memperingatkan bahwa tank Israel yang memasuki Lebanon akan menghadapi konsekuensi yang parah. 

Nasrallah mendukung protes di Gaza dan membenarkan apa yang dilakukan Hamas.

Terbukanya front pro-Lebanon dalam Pertempuran Banjir Al-Aqsa menandai kemenangan bagi rakyat Palestina. 100 roket Katyusha dan Falak Hizbullah membom Israel

Gerakan Hizbullah Lebanon kembali melancarkan serangan roket ke Israel pada Rabu (3/7/2024).

Serangan Hizbullah merupakan pembalasan atas pembunuhan komandan kelompok tersebut di kota Tir, Lebanon selatan.

Juru bicara militer Israel mengatakan sekitar 100 roket ditembakkan dari Lebanon menuju Israel.

Hizbullah mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya telah menembakkan 100 roket Katyusha ke dua lokasi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang terkait dengan Israel.

Organisasi Hizbullah mengatakan bahwa mereka melancarkan serangan balik lagi dengan roket Falak di sebuah kamp di Israel utara.

Sejak dimulainya perang Israel melawan Gaza pada tanggal 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun relatif sedikit, dalam perjuangan melawan pendudukan Israel.

Namun baru-baru ini, meningkatnya ketegangan telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang skala penuh.

(Tribunnews.com/Karude Prabhavati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *