Hipertensi dan Diabetes Picu Lonjakan Kasus Gagal Ginjal di Indonesia

Jurnalis tribunnews.com M alivio mubarak junior

Tribunnews.com, Jakarta – Penyakit ginjal kronis (PGK) berkembang di Indonesia, dengan hipertensi dan diabetes sebagai penyebab utama. 

Ketua Asosiasi Nefrologi Indonesia (Pernhefri), Dr. Kata Pringodigdo Nugroho, SPPD-KGH, mengungkapkan bahwa jika tidak diobati sebelumnya, kondisi ini dapat menyebabkan gagal ginjal, yang membutuhkan terapi penggantian, seperti dialisis atau transplantasi.

Menurut data registri Semenefri 2022, 63.498 pasien baru menjalani dialisis, sementara penyebaran kumulatif pasien dialisis mencapai 158.929 orang. 

“PGK sering tidak terdeteksi hingga 90 persen fungsi ginjal, jadi penting untuk secara teratur melakukan kesehatan ginjal, terutama untuk orang dengan hipertensi dan diabetes,” Dr. Pringodigdo di wilayah Cikini, Jakarta Tengah, Rabu (12/3/2025).

Selain orang dengan hipertensi dan diabetes, faktor risiko lain menyebabkan penyakit ginjal karena obesitas dan riwayat keluarga penyakit ginjal. 

Selain itu, kondisi seperti gangguan ginjal akut, penyakit autoimun, dan infeksi seperti hepatitis B dan C, juga dapat meningkatkan risiko PGK yang terkena.

Untuk mencegah perkembangan penyakit ginjal, pemeriksaan dan deteksi dini sangat dianjurkan, terutama dalam kasus populasi yang tinggi. 

Chief Executive of Prevention and Control of Disability Penyakit Kementerian Kesehatan Indonesia, Siti Nadia Tariza menekankan pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah gangguan ginjal. 

“Penggunaan air yang memadai, mempertahankan diet berkelanjutan dan mengendalikan tekanan darah dan kadar gula adalah langkah kunci dalam mencegah PGK,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *