TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak industri di Tanah Air yang berupaya mendasarkan operasionalnya pada aspek keberlanjutan dan tata kelola yang baik.
Salah satunya adalah industri semen bernama PT Semen Indonesia (SMGR) yang berupaya menekan laju perubahan iklim dengan meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif yang berasal dari limbah industri, biomassa, dan limbah perkotaan yang dapat diubah menjadi bahan bakar turunan limbah. .Ditransformasikan. (RDF).
Sekretaris Perusahaan SIG Vita Mehreni mengatakan perusahaan menerapkan teknologi digitalisasi pada proses produksi untuk efisiensi energi dan optimalisasi produksi.
Kemudian, mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) melalui pemanfaatan panel surya dan mengoptimalkan konversi energi gas panas sisa proses produksi semen menjadi energi listrik (Waste Heat Recovery Power Generation).
“Pada akhir semester pertama tahun 2024, SIG telah berhasil menurunkan intensitas emisi gas rumah kaca sebesar 19,21 persen dibandingkan baseline tahun 2010,” lapor Vita, menulis, Rabu (7/8/2024).
Menurutnya, SIG fokus menciptakan peluang untuk mendorong penggunaan semen ramah lingkungan, salah satunya adalah Proyek Pengembangan IKN yang berbasis pada konsep kota berkelanjutan dan cerdas melalui kolaborasi PT Bina Karya dan kepemilikan bersama PT Karya. Logistik. Kepulauan
Dikatakannya, SIG memiliki semen hijau dan berbagai produk turunannya yang diproduksi ramah lingkungan, dimana semen hijau memiliki emisi karbon hingga 38% lebih rendah dibandingkan semen konvensional.
“Selain rendah karbon, produk GIS juga memiliki kandungan dalam negeri yang tinggi, yakni di atas 90%,” kata Vita.
Atas upayanya tersebut, SIG memenangkan tiga Strategy Performance Excellence Awards (SPEX2 Awards).
Tiga penghargaan yang diraih antara lain Best Performance in Manufacturing, Best Company in Sustainability and Governance Performance in Manufacturing dan Winner of Outstanding Achievement in Sustainability and Governance.