Laporan jurnalis Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri kelautan bisa berkembang pesat berkat letak Indonesia yang merupakan negara yang didominasi oleh laut. Indonesia adalah produsen ganja terbesar kedua.
Meski demikian, tantangan di industri masih tetap ada, terutama terkait ketersediaan bahan baku bagi pengguna industri.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, pekerjaan rumah tangga di danau sangat berat.
Tentu saja pekerjaan kita masih sangat berat, terkait bagaimana kita bisa memberikan jaminan atau produk industri, karena sampai saat ini harga produk tersebut selalu berubah, kata Putu di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa. 25/6/2024).
Tantangan dalam mendirikan perusahaan-perusahaan ini juga datang dari faktor lingkungan. Terkadang, alganya terkadang rendah.
Ada beberapa musim dimana rumput laut tidak seproduktif musim lainnya. Kedua, kita perlu memperbaiki pengelolaan, untuk menjamin pasokan bahan baku dengan harga yang kompetitif” kata Putu.
Wakil Ketua Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (ASTRULI), Pontas Tambunan mengatakan, ketika terjadi fluktuasi harga maka akan berdampak signifikan terhadap permintaan.
“Kalau permintaan turun, maka harga turun, makanya Kemenperin mendorong harga turun. Saat ini pasar digerakkan oleh pembeli, artinya kalau China turun, kita naik. Perlu turun supaya harganya naik,” ujarnya.