Hidup Roller Coaster Epy Kusnandar: Tenar, Kanker Otak, Jualan di Kantin, LDR-an, Dicokok Polisi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Takdir manusia ibarat naik roller coaster, terkadang keberuntungan berpihak pada yang di atas, namun keberuntungan tidak akan datang di bawah.

Hal serupa juga terjadi pada pesinetron Preman Pensiun, Epy Kusnandar. Bak kilat di tengah hari, muncul kabar bahwa petugas polisi yang berperan sebagai Kang Mu ditangkap karena kasus narkoba. Kabar penangkapan Epy Kusnandar dibenarkan Kapolres Metro Jakarta Barat Kompol Syahduddi.

Atas penangkapannya, Epy Kusnandar ditangkap bersama lawan mainnya di sinetron Preman Pensiun. Namun Syahduddi tak menjelaskan secara rinci siapa orang yang ditangkap bersama Epy Kusnandar.

Sebelum ditangkap polisi, kehidupan Epy bagaikan roller coaster yang naik turun. Ia mengidap penyakit kanker otak yang parah sehingga ia membuka usaha kantin di apartemennya di Jakarta Selatan untuk melunasi utangnya.

Bahkan Epy dan istrinya Karina Ranau menjalin hubungan jarak jauh alias LDR. Epy Kusnandar memutuskan mudik dan tinggal di Garut, Jawa Barat. Dia tinggal bersama ibunya.

“Dia tidak sesibuk dulu, sekarang dia bersama istrinya karena sering ke Garut,” kata Epy Kusnandar saat ditemui di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

“Saya bolak-balik Garut dan Jakarta,” lanjutnya.

Epy mengatakan, alasan dirinya kembali ke Garut dan memutuskan tinggal di sana karena diminta ibunya untuk menemaninya.

Dan Karina Ranau menolak meninggalkan rumahnya di Jakarta.

“Saya pulang ke Garut terutama untuk menemani ibu saya menelepon,” kata Epy.

“Iya saya harus siap naik bus mudik Garut ke Jakarta,” lanjutnya.

Epy Kusnandar tak hanya mendampingi ibunya, tapi juga ingin mengurus urusannya di Garut. Ia pun harus rela menjalani hubungan jarak jauh dengan istrinya selama sebulan.

Komunikasi terjadi secara eksklusif melalui telepon. Dia bisa melakukan 50 panggilan dan video dalam sehari.

“Saya bisa 10-50 video call, bahkan seharian bisa sampai malam, mereka tidak suka ponsel,” kata Karina Ranau.

Menanggapi perkataan suaminya, Epy meminta keringanan hukuman agar tidak menghubunginya hingga 50 kali.

“Saya juga minta konsesi, jangan terlalu sering 50 kali sehari,” ujarnya sambil tertawa.

“Mengingat waktu salat saja akan melindungi Anda ketika dipanggil untuk salat. “Sehingga akhiratnya menyenangkan,” lanjutnya.

Epy Kusnandar memutuskan kembali ke Garut karena diminta oleh ibunya untuk menemaninya.

Namun Karina tidak bisa meninggalkan Jakarta karena masih ada urusan yang harus diselesaikan.

Kini Anda berdua harus siap melakukan kontak jarak jauh setiap hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *