Herlina Jemaat Katolik Asal Lampung Ingin Pegang Tangan Paus Fransiskus Saat Misa di GBK

Wartawan Tribunnews.com Fahmi Ramadhan melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ribuan jemaah Katolik dari berbagai daerah mulai memadati Kompleks Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, menjelang Misa Besar yang dipimpin Paus Fransiskus pada Kamis sore (5/9/2024).

Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, tampak penonton mulai memasuki venue SUGBK dari berbagai pintu masuk yang disediakan pihak pengelola, salah satunya di gerbang ke-10 Gerbang Remaja.

Mereka terlihat mengenakan pakaian dengan berbagai warna kuning, putih, bahkan ada yang mengenakan baju batik.

Beberapa penonton datang bersama timnya dari berbagai daerah.

Salah satunya rombongan umat Katolik dari Paroki Sribawono Keuskupan Tanjung Karang, Lampung.

Herlina yang tergabung dalam Paroki Sribawono mengatakan, dirinya dan pendetanya sepakat tertarik untuk mengikuti misa di GBK, apalagi akan dipimpin oleh Paus Fransiskus.

Wanita berusia 55 tahun itu mengaku tak menyangka pemimpin Gereja Katolik dunia itu akan berkunjung ke negaranya.

“Nggak nyangka karena waktu itu di Jogja kami belum dapat bagian, dan sekarang alhamdulillah dapat bagian walaupun nenek-nenek semua tapi kami bahagia,” kata Herlina saat ditemui Tribunnews .com, pada Kamis (5/9/2024).

Kegembiraan Herlina berkobar karena ia dan para pengunjuk rasa bisa melihat langsung wajah Paus Fransiskus meski jaraknya sangat jauh.

“Meski jauh dari kursi, kami tetap bangga bisa bertatap muka dengan para pemimpin kita,” ujarnya.

Sementara itu, pada Misa Agung hari ini, Herlina mengaku sudah mendapatkan tiket tersebut sejak dua bulan lalu.

Namun, dia mengatakan mendapatkan tiket itu sulit dan mudah.

“Yang pertama datang, yang pertama dilayani,” katanya.

Selain itu, dalam kegiatan hari ini, Herlina juga mempunyai keinginan yang besar, salah satunya adalah bisa memegang tangan Paus Fransiskus secara langsung.

Hanya saja dia tak mau berharap apa-apa lagi karena melihat perlindungan yang diberikan Paus kuat.

“Saya ingin melakukannya sendiri. Saya hanya melihatnya karena saat kami di Vatikan, kami tidak bisa (menahannya) pada jarak 2 meter. Tapi saat Paus berjalan kemarin, dia sudah bisa memberi makan anak kecil. , itu menunjukkan Paus sangat rendah hati,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *