Laporan jurnalis Tribunnews.com Aysia Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mengonsumsi makanan yang mengandung serat sudah lama terbukti baik untuk tubuh.
Di sisi lain, kekurangan serat bisa berdampak buruk bagi tubuh.
Salah satunya adalah peningkatan risiko kanker usus besar.
Hal tersebut diungkapkan oleh dokter yang merawat, dr. Daniel Rizky, Sp. PD, K-HOM.
“Konsumsi makanan cair yang mengandung serat juga dapat memicu kanker usus besar,” ujarnya dalam talkshow kesehatan virtual, Rabu (12/04/2024).
Dr Daniel kemudian menjelaskan bagaimana kurangnya asupan serat dikaitkan dengan risiko kanker usus besar.
“Jadi kita tahu mungkin dalam lima tahun terakhir ada teori baru yang menyatakan usus adalah otak kedua. Karena sepertinya kesehatan usus sama pentingnya dengan kesehatan otak. Ada banyak jalur peradangan dan hal lain yang diatur di usus,” jelas Dr Daniel.
Bakteri baik di usus bertugas mengatur proses peradangan di usus.
Agar aktivitas bakteri tetap mengalir dengan baik, rasio antara bakteri dan jamur dalam tubuh harus seimbang.
Populasi lambung yang seimbang harus dijaga dengan makanan sehat
Misalnya saja mengonsumsi makanan dengan kandungan serat yang tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan yang diproses berulang kali rendah serat.
Kondisi ini dapat mengganggu kestabilan proporsi bakteri menguntungkan.
“Jika stabilitas bakteri menguntungkan terganggu, pada akhirnya akan mengubah ekosistem di usus. Jadi terjadi peradangan terus-menerus di usus,” jelas dr Daniel.
Peradangan terus-menerus di usus menyebabkan karsinogenesis. Yang mengubah sifat sel tubuh menjadi sel kanker.
Itulah mengapa penting bagi setiap orang untuk mengonsumsi serat.
Manfaat serat lainnya adalah bakteri baik mencerna serat dan menghasilkan butirat.
Butirat adalah garam dan ester dari asam butirat atau butirat.
Butirat sangat penting untuk kesehatan usus karena dapat mengurangi jumlah jalur inflamasi di usus.
“Otomatis jalur inflamasi berkurang, kejadian kanker berkurang. Oleh karena itu, risiko terkena kanker berkurang. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan kaya serat dan mengurangi makanan olahan sangat penting untuk menjaga kesehatan otak dan usus,” tutupnya.