Hasil Munas 2024, Aryo Djojohadikusumo Terpilih Jadi Ketua Umum PP Pordasi 2024-2028

Hasil Kongres Nasional 2024, Bapak Aryo Jojohadikusumo PP Pordsi terpilih menjadi Presiden Umum 2024-2028

Laporan reporter Tribunnews.com, Alfarizy AF

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Pusat Persatuan Berkuda Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) menggelar Musyawarah Nasional Tahun 2024 (MUNAS).

Pada musyawarah nasional tersebut, 13 Pengurus Provinsi (Pengprov Pordsi) melantik Bapak Aryo Jojohadikusumo sebagai Ketua Umum periode 2024-2028.

PP Pordasi 2024, Ketua Pelaksana Munas Sherpa Manembu mengatakan, Munas diselenggarakan untuk mempercepat atau meningkatkan program berkuda di Tanah Air.

Sherpa mengatakan, penataan PP Pordasi sebelumnya berakhir pada 31 Januari 2024.

“Rapat nasional ini disepakati oleh pengurus partai provinsi yang beranggotakan 13 orang yang sepakat untuk menjadi tuan rumah musyawarah nasional agar ada perlombaan olahraga lari, olahraga lari yang akan diselenggarakan nanti atau akan mengikuti PON ini. Penataan baru terhambat,” kata Sherpa kepada media di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (31/5/2024).

Kenapa harus dilaksanakan? Karena kami yakin kepengurusan lama dan AD/ART sudah habis masa berlakunya pada 31 Januari 2024, jelasnya.

Sherpa mengatakan terpilihnya Jojohadikusumo berdasarkan suara AD/ART PP Pordasi.

Usai terpilih menjadi anggota Kongres Nasional 2024, Sherpa mengatakan PP Pordasi akan melapor ke Pusat.

Kemudian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olahraga Rekreasi Indonesia (KORMI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia).

Sherpa menambahkan, hal tersebut merupakan tanggung jawab dan juga menciptakan koordinasi jika ingin menyelenggarakan turnamen atau mengirimkan pemain ke turnamen internasional.

“Sesuai aturan, tentunya keputusan ini akan diberikan kepada KONI, KOI dan KORMI juga,” kata Sherpa.

Ditambahkannya: “Kenapa ke KOI? Karena KOI itu pengendali event internasional, sama seperti KORMI yang merupakan gaya lokal, kearifan lokal, kalau disebut balap, karena tidak bertaraf internasional atau internasional, jadi hanya KONI. .” .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *