TRIBUNNEVS.COM – Penampilan beragam AC Milan dan Juventus di puncak klasemen Liga Italia pada awal musim 2024/2025 menarik perhatian.
AC Milan yang musim lalu meraih hasil positif memang tampil mengecewakan di laga sebenarnya.
Hasil imbang melawan Torino (2-2) dan kekalahan melawan Parma (2-1) di leg pertama menjadi awal yang buruk bagi Milan.
Meraih satu poin dari dua laga perdananya di Serie A jelas bukan hal yang diharapkan oleh para pendukung Rossoneri.
Selain itu, AC Milan menunjuk Paolo Fonseca sebagai pelatih menggantikan Stefano Pioli.
Apalagi, manajemen Milan mengeluarkan banyak uang untuk mendatangkan beberapa pemain baru.
Alhasil, minimnya poin Milan di dua laga awal melawan Torino dan Parma mengecewakan. Gelandang AC Milan Tijani Reynders beraksi. (Situs web Milan)
Padahal, jika melihat hasil pramusim Milan, impresif adalah satu kata yang bisa menggambarkan Rossoneri.
Dari Manchester City, Real Madrid hingga Barcelona, tiga besar dikalahkan Milan.
Hasil positif yang dibukukan melawan raksasa itu musim lalu otomatis menaikkan ekspektasi suporter Milan.
Apalagi penampilan Fonseca sebagai juru taktik baru diharapkan bisa membawa Milan melambung tinggi.
Hanya saja, posisi Fonseca menonjol akibat buruknya penampilan Milan musim ini. Paulo Fonseca (ist.)
Apa yang diperlihatkan dan diraih Milan justru berbanding terbalik dengan performa Juventus.
Di bawah komando pelatih baru Thiago Motta, performa Juventus dimulai sejak awal pertandingan.
Dalam dua pertandingan Serie A melawan Como 1907 dan Verona, Juventus tampil ceroboh.
Kemenangan yang sama dengan tiga gol tak terjawab memberi Juventus tiga poin melawan dua rival tersebut.
Dusan Vlahovic yang musim lalu berada di lini belakang, kini sudah mencetak tiga gol dalam dua pertandingan.
Melihat penampilan impresif Juventus di awal musim ini, tak salah klub berjuluk Nyonya Tua itu mempercayakan sang pelatih kepada kapten Thiago Motta. Pelatih baru Juventus Thiago Motta menggantikan Allegri (Instagram @juventus)
Jelas kesuksesan besar Thiago Motta bersama Bologna musim lalu bisa meluas ke Juventus.
Dan awal bagus Juventus di dua laga awal Serie A menjadi pertanda positif bagi klub.
Di sisi lain, performa impresif Juventus musim ini berbanding terbalik dengan performa pramusimnya.
Jika Milan bisa meraih tiga kemenangan melawan tim seperti Manchester City, Real Madrid dan Barcelona.
Juventus tidak pernah menang dalam tiga pertandingan musim lalu.
Kekalahan 3-0 melawan Nürnberg mengawali rentetan hasil buruk pramusim Juventus.
Setelah bermain imbang dengan Brest (2-2) dan kekalahan melawan Atletico Madrid (2-0), hal tersebut menjadi laporan buruk bagi Juventus musim lalu.
Juventus nampaknya tak terpengaruh dengan hasil buruk tersebut karena mereka sudah menunjukkan kemenangan di laga sesungguhnya.
(Tribunevs.com/Dvi Setiavan)