TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Adik laki-laki Prabowo Subianto 2024-2029, Hashim Jojohadikusumo, mengatakan pemerintahan Prabowo Subianto tidak ingin dan tidak akan menambah utang negara tanpa meningkatkan pendapatan.
Hal ini diungkapkannya dalam wawancara dengan London Financial Times. Ia yakin Indonesia akan mampu mempertahankan tingkat investasinya jika pemerintah meningkatkan pendapatan masyarakat.
Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan kemudian menambah utang, kata Hashima seperti dikutip, Kamis (11/7/2024).
Hashim mengatakan, dirinya telah berdiskusi dengan Bank Dunia mengenai pengelolaan utang Indonesia yang bijaksana dan prudent, dan menurut Bank Dunia, 50 persen PDB Indonesia masih berada pada tingkat pengelolaan utang pemerintah yang aman dan prudent.
Jumlah tersebut masih di bawah batas utang yang ditetapkan sebesar 60% PDB berdasarkan Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.
“Kami tidak ingin menambah tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan,” kata Hashim.
Menurut Hashim, peningkatan penerimaan negara dapat dicapai melalui berbagai sumber seperti perluasan pajak, bea cukai, hak pertambangan, dan bea masuk.
Sebelumnya, pada Juni lalu, anggota tim keuangan Prabowo-Gibran, Thomas Givandono atau Tommy Givandono, juga mengatakan hal serupa bahwa Prabowo tidak akan menaikkan rasio utang nasional hingga 50% terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Kami sama sekali tidak membahas target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal,” kata Thomas.
Pernyataan Thomas ini bertolak belakang dengan laporan Bloomberg sebelumnya yang memberitakan rumor bahwa Prabowo akan menaikkan rasio utang negara ke level tersebut. Laporan tersebut kemudian berdampak pada mata uang negara dan pasar obligasi Indonesia.
Thomas mengatakan, Prabowo sendiri belum menetapkan target besaran utang dan akan mematuhi batasan peraturan fiskal yang ada.
“Penting untuk dicatat, inilah alasan mengapa Prabowo dan tim resminya berbicara tentang kehati-hatian fiskal, karena sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut,” kata Thomas.
Ia juga menegaskan bahwa gugus tugas Prabowo dan tim Menteri Keuangan Sri Mulyani fokus pada peningkatan pendapatan pemerintah, meninjau belanja publik, dan mencari ruang finansial untuk program-program penting seperti menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak sekolah dan memberi makan ibu hamil.