TRIBUNNEWS.
Berbagai kalangan, termasuk ibu-ibu dan anak-anak Keba, turut serta dalam acara tersebut.
Saat meresmikan acara tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayo mengatakan, kebaya penting sebagai identitas bangsa dan sebagai sarana mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Manfaat ekonomi diharapkan dari meningkatnya penggunaan kebaya di masyarakat oleh para perajin tekstil dan batik,” ujarnya.
Ia mengatakan, karya ini menegaskan komitmen kita bersama untuk melestarikan budaya Kebaya dan menjadikannya dinamis seiring berjalannya waktu tanpa kehilangan esensinya.
Menurutnya, kebaya tidak hanya sekedar busana, namun juga merupakan simbol kebanggaan dan jati diri perempuan Indonesia untuk diwariskan kepada generasi muda.
Peserta diajak untuk memaknai kebaya sebagai warisan budaya hidup yang melewati masa, serta bagian dari tanggung jawab mereka untuk melindungi dan membela hak-hak anak.
Kementerian PPA telah menetapkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional, dan kami berharap kesempatan ini dapat mendorong masyarakat untuk mengapresiasi dan menggunakan Kebaya dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, Bintang Puspayoga menyampaikan apresiasi atas kontribusi semua pihak, termasuk komunitas yang turut serta dalam perjuangan khususnya Kelompok Kebaya Nasional Indonesia, pada tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional.
“Datang dengan semangat kebijaksanaan dan keberanian, mari lindungi masyarakat Indonesia demi masa depan yang lebih baik.”
Menurut Lana Koentjoro, Ketua Panitia Hari Kebaya Nasional, acara tersebut terselenggara atas kerja sama Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dan Kementerian Pendidikan. , Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).