Laporan reporter Tribunnews.com Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Harga emas global cenderung menguat meski terlihat sedikit koreksi pada perdagangan pagi ini.
Analisis Andrew Fischer terhadap Deu Calion Futures (DCFX) mengungkapkan fluktuasi harga emas didorong oleh beberapa faktor fundamental, antara lain melemahnya rupee terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan meningkatnya ketidakpastian global.
Selain itu, baru-baru ini terjadi konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel. Termasuk potensi konflik yang bisa memicu perang dunia ketiga.
“Saat ini terdapat keraguan terhadap perekonomian dunia yang semakin tidak menentu, dengan kemungkinan pemicunya, seperti konflik antara Ukraina dan Rusia, yang dapat memicu eskalasi konflik global,” kata Fischer dalam keterangannya, Selasa (30/4). .
Faktor ini membuat investor cenderung memilih aset-aset safe-haven seperti emas, yang nilainya cenderung meningkat dalam situasi ketidakpastian geopolitik, lanjutnya.
Fischer juga mengatakan, harga emas juga tercermin pada kondisi perdagangan Asia pada Senin (29/4). Meskipun emas telah pulih dari kerugiannya baru-baru ini, logam mulia masih terbebani oleh kebijakan moneter AS yang ketat, terutama dengan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Namun, harga emas tetap bullish sepanjang tahun ini, meskipun terjadi penurunan dalam beberapa sesi terakhir.
Secara teknikal, jelas Fischer, tren bullish masih mendominasi, belum ada tanda-tanda pembalikan penurunan yang signifikan.
Meskipun dolar yang relatif kuat memberikan tekanan pada harga emas, emas masih dianggap sebagai pilihan investasi jangka panjang yang menarik.
Fischer mengungkapkan, emas spot stabil di 2.334 per ons.
Faktor-faktor seperti pertemuan Federal Reserve yang akan datang dan data inflasi AS yang mengejutkan baru-baru ini menjadi fokus para pelaku pasar.
Pertemuan Federal Reserve yang akan datang merupakan poin penting bagi investor, terutama setelah data PCE yang mengejutkan menunjukkan tanda-tanda kenaikan inflasi AS.
Hal ini memicu spekulasi bahwa The Fed akan mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
“Meskipun harga emas telah jatuh dalam beberapa sesi terakhir, harga emas secara umum tetap positif di tengah kekhawatiran mengenai dampak suku bunga tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi global,” Fischer menyimpulkan.