Hamil Ketiga, Ini Cara Jessica Iskandar Deteksi Kelainan Kromosom pada Bayi dalam Kandungannya

Wartawan TribuneNews24.com, Rina Ayur melaporkan

TribuneNews.com, Jakarta — Beberapa waktu lalu, artis Jessica Iskandar mengumumkan kehamilan ketiganya.

Wanita yang biasa disapa Jedar ini memilih program bayi tabung.

Bersama suaminya Vincent Verhag, Jessica Iskandar ingin memastikan embrio yang ditanam terlindungi dari risiko kelainan kromosom.

Jessica Iskandar menggunakan teknologi PGT-A (Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies) dalam program bayi tabung.

Setelah beberapa kali gagal hamil secara alami, Jessica Iskandar memperbesar peluang keberhasilan program kehamilannya melalui prosedur ini. 

Dari lima embrio yang dihasilkan, satu embrio sehat dipilih dan berhasil ditanamkan, sedangkan embrio lainnya disimpan untuk masa depan.

“Awalnya saya khawatir, tapi setelah dokter menjelaskan prosedurnya, saya yakin itu cara yang benar.” “Prosesnya tidak menyakitkan dan berjalan lancar,” kata Jessica pada kegiatannya baru-baru ini.

Ob-Gyn Morula IVF Surabaya, Benediktus Arifin MPH SPOG (K), FICS menjelaskan, langkah Jedar untuk mengurangi risiko kelainan kromosom.

 Kelainan kromosom merupakan kondisi genetik yang disebabkan oleh kesalahan pembelahan sel pada proses pembentukan sel sperma atau sel telur. 

Akibatnya bisa menimbulkan berbagai penyakit bawaan, seperti Down Syndrome.

Ada beberapa jenis kelainan kromosom yang umum, termasuk sindrom Down (Trisomi 21). Bayi yang lahir dengan sindrom Down memiliki tiga salinan kromosom 21. 

“Mereka akan mengalami keterlambatan perkembangan intelektual dan fisik. Kelainan kromosom berikutnya adalah sindrom Turner,” kata Dr. Benny

Kondisi ini terjadi pada wanita dan disebabkan oleh hilangnya sebagian atau seluruh kromosom X, sehingga mengakibatkan infertilitas serta gangguan pendengaran dan penglihatan.

Yang ketiga adalah kelainan kromosom yang disebut sindrom Klinefelter (XXY). Sindrom ini terjadi pada pria yang memiliki kelebihan kromosom X sehingga mengakibatkan berkurangnya perkembangan fisik dan disfungsi seksual. 

Yang keempat adalah Trisomi 13 (sindrom Patau), yaitu kelainan yang menyebabkan cacat fisik dan intelektual yang parah serta kelainan pada organ seperti otak dan jantung. hal menyebabkan 

Meski penyebab pastinya belum bisa diketahui, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kelainan kromosom pada anak. 

Pertama, usia ibu hamil. Wanita yang hamil pada usia 35 tahun ke atas mempunyai risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan kelainan kromosom.

Kedua, paparan zat berbahaya. Konsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, dan paparan bahan kimia berbahaya selama kehamilan juga meningkatkan risiko kelainan kromosom.

Mencegah dan Mengurangi Risiko Kelainan Kromosom pada Bayi Meski tidak bisa dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah dan mengurangi risiko kelainan kromosom pada anak. 

“Dengan teknologi ini, embrio yang dihasilkan melalui proses bayi tabung diuji secara genetik untuk memastikan kromosomnya normal,” kata Dr. Benny

Kedua, Anda harus mengonsumsi asam folat sesuai anjuran 400 mikrogram per hari. Asam folat sangat penting dalam perkembangan janin. 

Konsumsilah makanan kaya asam folat, seperti sayuran hijau, sebelum dan selama kehamilan. 

Ketiga, hindari rokok dan alkohol. 

Wanita hamil sebaiknya menghindari minum alkohol dan merokok untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan cacat lahir.

Keempat, menjaga berat badan ideal. Wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan kelainan kromosom. 

Pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur dapat membantu menjaga berat badan tetap ideal. 

Kelima, dengan tes kehamilan secara rutin. 

Ketua TRB Morula IVF Surabaya. SpOG Subs F.E.R Jimmy Yanuar Anna, teknologi PGT-A menawarkan harapan baru bagi pasangan yang berjuang untuk hamil.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *