TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, cabang militer Hamas, mengumumkan pada Sabtu (6/6/2024) bahwa tiga sandera telah tewas dalam operasi Israel di Nusraat, Jalur Gaza tengah.
Salah satu dari tiga sandera adalah warga negara Amerika.
“Kami informasikan kepada Anda bahwa sebagai pembalasan, tentara Anda membunuh 3 tahanan di kamp yang sama, salah satunya adalah warga negara Amerika,” kata pasukan Al-Qassam kemarin.
“Sampai tahanan kami dibebaskan, tahanan Anda tidak akan dibebaskan,” tambahnya.
Pengumuman tersebut menyusul operasi Israel pada hari Sabtu di mana empat sandera dibebaskan dari dua lokasi di Nusraat.
Pasukan Al-Qassam belum merilis nama-nama sandera yang tewas.
Video tersebut hanya menampilkan tiga jenazah tak dikenal yang wajahnya telah disensor.
Pasukan al-Qassam mengatakan mereka akan membunuh lebih banyak sandera dalam operasi militer lainnya jika pemerintah Israel tidak segera menyetujui perjanjian gencatan senjata. Israel membebaskan empat sandera dalam pembantaian kamp Nusirat
Pada Sabtu (8/6/2024), Israel berhasil memulangkan empat sandera, Noah Argamani (25), Almog Meir Jan (21), Andrei Kozlov (27) dan Slomi Ziv (40), dalam dua operasi militer terpisah. Nusraat, di tengah Jalur Gaza.
Dalam operasi militer ini, 274 warga Palestina tewas akibat pengeboman Israel.
Abu Ubaida, juru bicara pasukan al-Qassam, mengomentari tindakan tentara Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di kamp Nusraat di tengah Jalur Gaza.
“Musuh berhasil membebaskan sebagian tahanannya dengan pembantaian yang mengerikan, namun pada saat yang sama mereka membunuh sebagian dari mereka dalam operasi tersebut,” ujarnya kemarin.
Ia menegaskan, tindakan tersebut sangat mengancam tahanan Israel dan berdampak negatif terhadap kondisi dan kehidupan mereka. Jumlah korban
Saat Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.084 orang dan 83.530 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (10/6/2024). Kematian di wilayah Israel, menurut berita Anadolu.
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk memprotes pendudukan dan kekerasan Israel.
Israel memperkirakan pada akhir November 2023, sekitar 120 sandera di Jalur Gaza masih hidup atau mati setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada bulan Desember 2023.
(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel