Hamas tiba di Kairo;
TRIBUNNEWS.COM – Delegasi kelompok oposisi Palestina Hamas pada Jumat (5 Maret 2024) tiba di Kairo pada Sabtu (5 April 2024) untuk menyelesaikan perundingan pertukaran tahanan guna mengakhiri perang dengan Israel.
Negosiasi antara Hamas dan Israel dilakukan secara tidak langsung, dengan Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar bertindak sebagai mediator.
Israel mengusulkan agar Qatar dan Mesir mengajukan proposal kepada Hamas yang kemudian disebut sebagai keputusan akhir.
Hamas menjawab bahwa mereka akan mempertimbangkan proposal tersebut bersama dengan kelompok perlawanan Palestina lainnya.
Dalam pernyataan persnya, organisasi tersebut menekankan bahwa mereka menanggapinya dengan semangat positif setelah mengetahui proposal gencatan senjata yang baru-baru ini diterima di Mesir.
Hamas menambahkan bahwa gerakan tersebut dan pasukan oposisi bertekad untuk menyelesaikan kesepakatan guna mengakhiri serangan Israel di Jalur Gaza, penarikan pasukan pendudukan, dan kembalinya para pengungsi ke utara Gaza. Pengungsi Palestina (AFP) berupaya mengisi mangkuk dengan air di Rafah, selatan Jalur Gaza, pada 19 April 2024. AS mendesak Qatar untuk mengusir Hamas jika menolak kesepakatan tersebut
Sementara itu, kedatangan delegasi Hamas di Kairo mendapat ancaman dari Amerika Serikat.
The Washington Post melaporkan bahwa, menurut sumber, Amerika Serikat telah meminta Qatar untuk mengusir gerakan Hamas dari wilayahnya jika mereka menolak mencapai kesepakatan dengan Israel mengenai pertukaran tahanan.
Seorang pejabat Amerika mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar tersebut bahwa Menteri Luar Negeri Anthony Blinken menyampaikan pesan mengenai hal ini kepada Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani pada April tahun lalu.
Surat kabar tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden percaya bahwa ancaman untuk mengusir Hamas dapat menggagalkan gerakan tersebut.
Namun para pejabat dan analis telah memperingatkan bahwa penutupan kantor politik Hamas di Qatar akan membuat komunikasi dengan para pemimpin kelompok tersebut semakin sulit.
Patrick Theros, mantan duta besar AS untuk Qatar, memperingatkan bahwa mengusir Hamas dari Doha akan menjadi hal yang “menyakitkan” bagi Gedung Putih karena akan membuat negosiasi di masa depan menjadi tidak mungkin.
“Hal ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa delegasi Hamas akan tiba di Kairo pada hari Sabtu dan memulai negosiasi tidak langsung dengan Israel, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat, mengenai perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tahanan. .” kertas. kata sebuah laporan yang dikutip di Novosti.
(oln/khbrn/twp/nvst/*)