Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa partainya serius untuk mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel, namun mereka tidak mau melakukannya karena tekanan Amerika.
Hal itu diungkapkan Sami Abu Zuhri pada Minggu (28/4/2024) dalam keterangan pers dilansir Press TV.
Dia menegaskan, tanggapan Israel terhadap usulan kesepakatan itu telah diterima Hamas melalui mediasi dan saat ini sedang dipelajari.
“Respon terhadap pendudukan (Israel) yang kami terima melalui mediasi sedang dipelajari, namun masih terlalu dini untuk mengambil keputusan,” ujarnya.
“Kami tidak akan menerima perjanjian apa pun yang tidak mencakup diakhirinya agresi Israel di Jalur Gaza,” tegas Abu Zuhri.
Pejabat Hamas ini menekankan bahwa mereka telah meyakinkan saudara-saudara mereka di Mesir dan Qatar bahwa mereka serius untuk mencapai kesepakatan, namun mereka tidak akan menyerah pada tekanan Amerika.
Sebelumnya pada hari Sabtu, wakil ketua Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia menerima tanggapan Israel melalui mediasi Mesir dan Qatar.
Khalil al-Hiya mengatakan, Hamas mendapat tanggapan resmi atas usulan yang diajukan pendudukan Zionis kepada mediator Mesir dan Qatar. Sandera pertama dibebaskan pada November 2023 saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas. (Berita CBS)
Dia mengatakan Hamas akan mempelajari dokumen tersebut sebelum memberikan tanggapan.
Namun Haya menegaskan, Hamas mempunyai posisi tegas terhadap tuntutan mendasar yang selama ini ditolak Israel.
Haya mengatakan bulan lalu bahwa Hamas telah menawarkan gencatan senjata “asli” di Gaza yang akan mencakup penarikan pasukan Israel dari wilayah Palestina yang terkepung, pembebasan tahanan Israel, kembalinya warga sipil yang mengungsi dan akses tanpa hambatan terhadap bantuan
Reuters melaporkan pada hari Minggu, mengutip seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya, bahwa delegasi dari gerakan tersebut akan tiba di Kairo pada hari Senin untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan untuk memperkuat gencatan senjata.
Delegasi juga akan membahas tanggapan Israel terhadap usulan gencatan senjata Hamas kepada mediator Qatar dan Mesir. Update tentang perang di Gaza
Berikut status terkini konflik Israel-Hamas di Gaza seperti dikutip Al Jazeera.
– Kantor berita Wafa melaporkan pembunuhan dan cedera akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah dan Nasirat di Jalur Gaza.
– Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri Anthony Blanken akan memperluas perjalanannya ke Timur Tengah.
Blankenship akan mengunjungi Yordania dan Israel setelah mengunjungi Arab Saudi.
– Channel 12 Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel telah menerima indikasi dari pejabat senior hukum bahwa jaksa ICC sedang meminta surat perintah penangkapan terhadap pejabat Israel, termasuk Netanyahu.
– World Central Kitchen mengatakan akan menghentikan upaya bantuan di Jalur Gaza pada hari Senin setelah tujuh pekerja tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel.
– Protes pro-Palestina yang dipimpin mahasiswa telah menyebar ke luar Amerika hingga Australia.
Puluhan mahasiswa berkemah di Universitas Sydney.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)