TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Magang merupakan suatu kegiatan belajar yang sering dilakukan oleh pelajar, mahasiswa atau lulusan baru yang ingin memperoleh pengalaman praktek di bidang kerja.
Namun, selain memberikan kesempatan belajar, magang juga memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut, untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi 30 peserta magang yang datang ke Jepang, Fakultas Ilmu Administrasi (UI) Universitas Indonesia menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi peserta Kerja Praktek Lembaga Bangkit Indonesia (LPK).
Effy Zalfiana Rusfian, koordinator pelatihan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI), mengatakan salah satu hal terpenting yang harus dilakukan saat magang di luar negeri adalah pengelolaan keuangan.
Banyak juga cara untuk menyiapkan anggaran, menyisihkan pendapatan untuk ditabung, dan mempersiapkan kebutuhan finansial di masa depan. “Disiplin keuangan selama magang bukan berarti berhemat secara berlebihan, melainkan menyusun strategi pengelolaan keuangan yang efektif untuk masa depan,” kata Effie dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (17 September 2024).
Sementara itu, pemateri Rahmi Setiawati dari Vokasi UI menekankan pada kewirausahaan.
Rahmi menjelaskan langkah-langkah penting dalam memulai usaha dan mengembangkan ide bisnis yang kreatif dan inovatif selama magang di luar negeri.
Ia juga membina peserta untuk mengembangkan pola pikir wirausaha yang kuat agar bisa mandiri saat kembali ke Indonesia.
Dengan gaji bulanan yang besar selama magang, mahasiswa didorong untuk menabung secara ketat dan menggunakan tabungan tersebut untuk memulai bisnis berdasarkan passion mereka.
Rahmi juga mengingatkan peserta untuk mempertimbangkan peluang bisnis dan kebutuhan pasar.
“Remunerasi bulanannya banyak, dan karena peserta magang bisa rutin menabung, bukan tidak mungkin bisa rutin menabung selama tiga tahun agar bisa berbisnis sesuai keinginan peserta magang.” peluang serta kebutuhan pelanggan saat ini. “ucap Rahmi.
Pada sesi praktik, mahasiswa juga berkesempatan untuk secara proaktif menuliskan ide bisnis yang ingin mereka terapkan setelah menyelesaikan proyek magang di Jepang.
Mereka juga merencanakan persentase dari total gaji yang akan mereka gunakan untuk menjalankan bisnis.
Tujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong peserta membuat rencana bisnis yang realistis dan aplikatif.
Setelah pelatihan, banyak peserta pelatihan yang menyatakan puas dan merasakan manfaat dari pelatihan tersebut. Para mahasiswa merasakan acara ini sangat membantu dalam menghadapi tantangan selama magang di Jepang dan merencanakan masa depan setelah kembali ke Indonesia.
Program pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari komitmen FIA UI untuk berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan pendidikan di Indonesia.
FIA UI berharap dapat terus berperan aktif dalam membantu organisasi sosial dan kemasyarakatan, serta berkontribusi aktif dalam pengembangan kemampuan dan jiwa wirausaha peserta magang melalui kerja sama dengan semua pihak.