TRIBUNNEWS.COM – Ulama Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir mengamini pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yang menegaskan kelima Nahtli itu “belum tua”. Dan setelah pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog, konstelasi politik tidak diketahui.
Sebagai informasi, kelima Nahtliin tersebut adalah Khuz Syukron Makmun, Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Uloom, dan Issa Annafisa Tania.
Guz Nadir juga menilai sindiran Guz Yahya yang menyebut kelima Nahtli “belum cukup umur” sebagai tanda bahwa dirinya tidak layak untuk bernegosiasi dengan Isaac Herzog terkait konflik Hamas-Israel.
“Yang dia katakan justru lima anggotanya tidak memahami geopolitik, tidak memahami konflik saat ini, dan tidak memahami dinamika Israel.”
Dan mereka seolah-olah tidak punya daya tawar sehingga dianggap belum cukup umur, belum punya cukup waktu terbang untuk memahami konflik yang sedang terjadi, kata Gus Nadir dikutip YouTube MetroTVNews, Rabu (17). /7/2024).
Guz Nadir pun mencontohkan ketidaktahuan Nahtli saat bertemu dengan Isaac Herzog soal peran presiden di rezim Israel.
Padahal, di pemerintahan Israel Isaac hanya menjadi simbol negara, bukan pengambil keputusan seperti Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.
Gus Nadir pun ngotot ingin lebih banyak melihat cermin Nahtli saat bertemu Isaac Herzog.
Kurangnya pemahaman terhadap situasi di sana dan timing yang sangat tidak tepat telah melukai sentimen anak-anak negara dan umat Islam, sehingga Ketua Umum PBNU telah meminta maaf sebelumnya, ujarnya. Guz Yahya: Fem Bertemu Isaac Herzog dari Nahtli ‘No Age’
Sebelumnya, Guz Yahya menegaskan kelima Nahtliin yang bertemu Isaac Herzog “belum cukup umur”.
Hal itu disampaikannya saat jumpa pers di Gedung PBNU Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Selain itu, lanjutnya, Guz Yahya menyebut kelima Nahtli tersebut tidak memahami konstelasi politik di Israel sehingga membuat mereka menemui Isaac Herzog.
“Saya kira masalahnya orang-orang ini tidak tahu tentang bintang, peta, dan sebagainya, mungkin karena usianya belum cukup atau apalah, sehingga hasilnya tidak sesuai harapan,” ujarnya.
Khuz Yahya juga mengatakan kelima Nahtliin tersebut tidak peka terhadap situasi dunia saat ini.
Tahukah Anda, Israel masih menjadi perhatian dunia pasca genosida di Gaza.
“Ini sebenarnya akibat dari ketidakpekaan pihak-pihak yang mencoba melakukan banyak pendekatan, dan sekarang akan banyak yang mencoba menyeretnya ke dalam agenda politik internasional. Jadi, dari awal, kami sudah bertekad untuk memastikan hal itu terjadi. tidak terjadi,” kata Guz Yahya.
Dalam kesempatan tersebut, Guz Yahya menegaskan, siapapun yang ingin melakukan perjalanan luar negeri harus mengajukan izin jika ingin membawa spanduk PBNU.
“Nah, di sini harus saya sampaikan, pertama-tama kebijakan PBNU dalam hal pelibatan, hubungan kerja sama dan sebagainya, hubungan kerja sama kelembagaan di tingkat nasional sangat baik,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait pertemuan Nahtli dengan Presiden Israel