Guru Besar Kimia UI Beberkan Cara Tangani Tumpahan Soda Api Seperti Insiden di Padalarang

 

Laporan jurnalis Tribunnevs.com Rina Aju

 

TRIBUNNEVS.

Peringatan ini diberikan oleh Prof. Dr Budiawan, Guru Besar Toksikologi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

(NaOH) atau kaustik merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam berbagai kegiatan industri.

Namun pergerakannya dari satu tempat ke tempat lain harus dihindari dengan hati-hati karena adanya bahaya alam (internal).

Soda kaustik atau NaOH bersifat korosif (terbakar) dan dapat menyebabkan luka bakar kulit yang parah dan kerusakan mata permanen. Soda kaustik juga dapat menyebabkan iritasi pernafasan

Debu soda kaustik dapat mengiritasi saluran pernafasan, dan sifat eksotermiknya akibat pelepasan panas bila dilarutkan dalam air dapat menyebabkan dispersi cairan panas.

“Juga pencemaran lingkungan.” “Jika bocor ke lingkungan, NaOH dapat menyebabkan perubahan pH ekstrim yang mengancam jiwa dan dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan,” ujarnya dalam catatan yang diperoleh Tribunnevs.com, Senin (30/12/2024).

Dijelaskannya, berdasarkan sifat kimianya, NaOH merupakan padatan berwarna putih yang berbentuk kerak, granul, atau bubuk.

Soda kaustik memiliki titik didih 1.388 °C, dan padatannya akan terurai sebelum mendidih. Soda kaustik mudah larut dalam air

Soda kaustik adalah bahan kimia yang sangat larut dalam air dan dapat menghasilkan larutan basa eksotermik (penghasil panas) dengan berat molekul relatif 40 g/mol.

Senyawa NaaOH tidak berbau. Petugas Pemadam Kebakaran Bandung Barat membersihkan bahan kimia di sepanjang Jalan Raia Padalarang-Purvakarta, Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa (24/12/2024).

Pada saat yang sama, jika didasarkan pada sifat kimianya, ia memiliki sifat pemrosesan yang kuat dan bereaksi dengan logam, kecuali logam mulia, menghasilkan gas (hidrogen) yang berbahaya dan mudah terbakar.

Jika senyawa ini bersentuhan dengan senyawa karbon pada aspal maka akan membentuk sifat sabun dan menjadi sangat licin pada permukaan yang membengkak (seperti jalan raya).

Selain itu, senyawa ini mudah diserap dari air dan karbon dioksida (CO₂) membentuk natrium karbonat (Na₂CO₃) karena sifat hidroskopisnya.

Berdasarkan sifat fisik dan kimianya, soda kaustik tidak mudah menguap karena merupakan senyawa garam ionik yang tidak memiliki tekanan uap tinggi pada suhu normal dan titik didih lebih tinggi dari 1390 °C.

Sebaliknya, NaOH biasanya berbentuk padatan kristal atau sebagai larutan.

Yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah sifat aerosol yang terbentuk atau dapat terangkat ke udara dari bulu-bulu ludah larutan NaOH. Sebuah sepeda motor warga menjadi korban bocornya soda kaustik dari truk di Jalan Raia Padalarang-Purvakarta, Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa (24/12/2024).

Hal ini terjadi karena partikel kecil larutan NaOH terbawa bersama uap air.

“Aerosol ini sangat korosif dan berbahaya jika terhirup atau terkena mata sehingga menyebabkan mata sakit dan terbakar (korosif),” kata Profesor Budiwan.

Oleh karena itu, sebagai cara penanganannya gunakanlah alat pelindung diri seperti sarung tangan, kaca mata safety dan masker (hindari kontak langsung dengan kulit dan mata).

“Simpan solusinya, gunakan pasir atau lanau untuk mengurangi dampak negatifnya,” ujarnya.

Dalam hal mengangkut bahan kimia berbahaya seperti soda kaustik, kendaraan harus mematuhi peraturan keselamatan jalan dengan menempelkan stiker (simbol bahaya bahan kimia).

Truk pengangkut juga harus memiliki peralatan darurat dan memiliki izin untuk rute tertentu (khusus) sesuai dengan peraturan nasional dan internasional tentang pengangkutan bahan berbahaya dan beracun.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *