Gunakan Teknologi AI, Surabaya Jadi Kota Pertama Indonesia Raih SAKIP ‘AA’

TRIBUNNEWS.COM – Kota Surabaya menorehkan sejarah sebagai kota pertama dan satu-satunya di tanah air yang berhasil memperoleh predikat AA (Sangat Memuaskan) dalam Penilaian Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Abdullah Azwar Anas di Jakarta pada Rabu (02/09/2024).  

SAKIP merupakan suatu sistem terpadu yang dimulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan program, pelaporan serta evaluasi kinerja birokrasi yang ketat dan terukur. SAKIP Surabaya mendapat penghargaan tertinggi karena Wali Kota Surabaya Ari Kahiadi mengerahkan upaya maksimal dalam birokrasi untuk memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan pemerintah kota berdampak pada masyarakat. Beberapa indikator utama menunjukkan hal ini, seperti keberhasilan Surabaya dalam mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan melambatnya pertumbuhan secara signifikan.

Pemkot Surabaya diyakini telah melakukan terobosan signifikan dalam pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengintegrasikan perencanaan birokrasi dan sistem pengukuran kinerja.

Erwan Agus Purwanto, Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas, Kelengkapan dan Pengawasan Kementerian PANRB, mengatakan SAKIP sangat membantu pemerintah daerah (Pemda) dalam mengintegrasikan sistem perencanaan, sistem anggaran, dan sistem manajemen kinerja.

“Hal ini akan memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Erwan dalam laporannya.

Selain penggunaan AI, indikator lain yang diperkenalkan oleh Pemerintah Kota Surabaya adalah penerapan strategi berbasis data untuk mempengaruhi berbagai prioritas pembangunan. Seperti pengentasan kemiskinan, penurunan stunting, pengendalian inflasi, peningkatan investasi dan berbagai indikator pembangunan lainnya.

Erwan mengatakan, Surabaya merupakan salah satu best practice penerapan SAKIP di tingkat nasional. Meski baru meraih gelar A pada tahun 2022, Surabaya bisa dengan cepat meraih gelar AA dalam waktu dua tahun. “Jadi ini luar biasa untuk Kota Surabaya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Organisasi Kota Surabaya Nur Omerijati mengatakan, gelar SAKIP AA yang diraih Pemkot Surabaya merupakan hasil proses panjang yang dimulai pada tahun 2021.

Noir menjelaskan banyaknya program unggulan yang dijalankan Pemkot Surabaya. Seperti program kerja Padat yang telah memberdayakan 35.000 keluarga, serta Forum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Daerah dan ASN Surabaya yang mencakup usaha bagi 4.200 masyarakat di pedesaan. Kota Surabaya juga memiliki data akurat yang menjadi kunci intervensi untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. 

Kemiskinan juga berhasil diturunkan dari 5,23 persen (2021) menjadi 3,96 persen (2024). Begitu pula dengan laju perlambatan pertumbuhan yang mengalami penurunan signifikan dari 28,9 persen pada tahun 2021 menjadi 1,6 persen pada tahun 2024.

“Program dan pelaksanaan ini diapresiasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi karena memberikan dampak yang signifikan, khususnya terhadap pengentasan kemiskinan,” jelasnya.

Lebih lanjut Noir menjelaskan, berbagai langkah inovatif terus dilakukan, termasuk digitalisasi sistem di seluruh tingkat manajemen. Inovasi teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai diterapkan untuk mendukung kerja pemerintah.

Dijelaskannya, sebelum mengambil cuti, Wali Kota Surabaya Eri Kahiadi memberikan arahan strategis kepada seluruh jajaran pemerintah kota hingga mendapat gelar SAKIP AA.

“Sebelum berangkat, Pak Eri berpesan kepada seluruh pegawai Pemkot Surabaya untuk bekerja fokus, terukur dengan inovasi dan digitalisasi untuk memudahkan masyarakat,” kata Noir.

Bahkan, kata dia, arah strategis Ari Kahiadi dituangkan dalam kesepakatan pelaksanaan yang melibatkan seluruh perangkat daerah, mulai dari Sekretaris Daerah (Sekada) hingga jajarannya. Setiap pencapaian harus terukur dan ditujukan untuk mencapai visi Surabaya sebagai kota global yang maju, berkemanusiaan, dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *