TRIBUNNEWS.COM – Pemanasan global dan perubahan iklim menjadi isu penting bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Emisi karbon yang menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan pemanasan global dan menyebabkan perubahan iklim.
Transisi energi merupakan upaya penting untuk mengatasi perubahan iklim. Transisi energi sendiri merupakan upaya peralihan dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Dengan memobilisasi kekuatan, Anda membantu mencegah krisis iklim menjadi lebih buruk sekaligus membangun masa depan yang berkelanjutan.
Sebagai perusahaan energi nasional, PT Pertamina (Persero) berkomitmen mendukung upaya transisi energi Indonesia. Salah satunya dengan diperkenalkannya Green Energy Station (GES) atau Green Gas Station di beberapa wilayah Indonesia.
Inovasi ini diciptakan untuk mendukung program transisi energi dan operasi yang lebih ramah lingkungan. SPBU 4457124 Solo Racing pada Jumat (16/8/2024). (Tribunnews/Astini Mega Sari)
GES memberikan pelayanan terpadu kepada masyarakat sebagai konsumen di SPBU Pertamina dengan empat konsep utama, yakni: Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Masa Depan, Digital dan Premium.
Berbeda dengan SPBU pada umumnya, GES menggunakan pembangkit listrik tenaga surya atau solar photovoltaic sebagai sumber energi mandiri dan ramah lingkungan.
GES SPBU 4457124 banyak digunakan di Solo Raya antara lain Balapan Solo dan SPBU 4157301 Teras Boyolali.
Mengurangi biaya listrik panel surya di SPBU Balapan Solo. (materi kemajuan)
Penggunaan panel surya memberikan dampak positif karena dapat menghemat listrik SPBU.
Kepala SPBU Balapan Wahyu Putra Jatmiko mengatakan, pihaknya mampu menghemat listrik hingga Rp1,5 juta setiap bulannya.
“Kami menggunakan Solar PV 10 Kwp yang menghemat listrik Rp 1-1,5 juta per bulan saat matahari tidak tertutup awan, namun kami menghemat sekitar Rp 700-900 ribu saat musim hujan,” kata Wahyu. bertemu pada Jumat (16/8/2024).
Panel surya dipasang di atap kantor mulai tahun 2022 di SPBU.
Listrik yang ditangkap oleh panel surya kemudian akan langsung diubah menjadi listrik untuk membantu operasional sehari-hari SPBU.
Menurut dia, pemasangan panel surya di SPBU Balapan dilakukan bersama PT Pertamina Power Indonesia (PT PPI).
Obatnya, kata Wahyu, sangat mudah. Panel surya sebaiknya hanya dibersihkan dengan kain untuk menghilangkan kotoran seperti debu dan lumut yang mengurangi kemampuannya dalam menyerap sinar matahari. SPBU 4157301 Teras Boyolali, Kamis (22/8/2024). (Tribunnews/Astini Mega Sari)
Upaya serupa juga dilakukan di SPBU Teras.
Priyo Setiawan, Kepala Unit Usaha Teras SPBU, mengatakan pihaknya memanfaatkan energi surya untuk memenuhi 30-40 persen kebutuhan listriknya.
“Panel surya berguna untuk memberikan penerangan di SPBU kita, seperti lampu jalan dan kantor,” kata Priyo saat ditemui, Kamis (22/8/2024).
Ia mengaku bisa menghemat listrik hingga Rp 5 juta sebulan.
“Ini membantu efisiensi biaya operasional. Tagihan listrik kita yang biasanya Rp 15-16 juta kini bisa hanya Rp 11-12 juta,” ujarnya.
Menyediakan bahan bakar ramah lingkungan
Selain panel surya, GES juga mendukung penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan seperti Pertamax Series dan Dex Series.
Selain meningkatkan performa mesin, Pertamax Series dan Dex Series juga mampu mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan.
Pertamina sendiri kini meluncurkan produk bahan bakar barunya yang ramah lingkungan, Pertamax Green 95.
Pertamax Green 95 merupakan biofuel pertama untuk kendaraan berbahan bakar bensin di Indonesia.
Bahan bakar ini merupakan campuran bensin dan 5 persen bioetanol yang berasal dari tetes tebu.
Pertamax Green 95 memiliki komposisi bahan bakar yang berbeda dengan Pertamax standar dengan oktan 95 dan oktan 92.
Namun hingga saat ini pendistribusian Pertamax Green 95 masih terbatas pada wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur.
Terkait hal itu, Wahyu berharap wilayah distribusi Pertamax Green 95 diperluas hingga mencakup Jawa Tengah.
Berpartisipasi dalam upaya transfer energi
Manfaat lain yang dirasakan Wahyu dengan hadirnya GES adalah branding SPBU Balapan yang sudah eco-green.
“Kami berharap dapat menjadi salah satu pemangku kepentingan yang mendukung pengurangan polusi. Dengan produk yang kami jual, kami mencoba berpartisipasi sebagai bisnis ramah lingkungan dengan ‘penggunaan panel surya yang menjamin penggunaan listrik secara efisien’, ujarnya.
Wahyu juga menjelaskan bahwa pengenalan GES juga merupakan upaya untuk mengubah SPBU yang dioperasikannya menjadi SPBU listrik di masa depan.
Beberapa GES diketahui telah menawarkan layanan baru berupa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau Charging Station dan Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) atau Stasiun Pengisian Baterai (BSS). Namun layanan ini masih terbatas di beberapa SPBU di Jabodetabek.
Priyo mengungkapkan harapan yang sama. Mereka ingin SPBU yang mereka operasikan bisa menggunakan energi surya untuk memenuhi kebutuhan listriknya lebih banyak, lebih dari 80 persen.
Ia juga berharap akan tersedia bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dengan harga yang wajar.
Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga Jawa Tengah, Manajer Sub-Ownership Trade and Commerce (Persero) PT Pertamina, Brasto Galih Nugroho, Communications, Relations and Corporate Social Responsibility (CSR), mengatakan hal itu merupakan wujud Kehadiran GES. Komitmen Pertamina dalam menerapkan aspek Environmental, Social, Governance (ESG) dalam kegiatan usahanya.
“Sebagai perusahaan di bidang energi, Pertamina senantiasa berupaya untuk terus memberikan perbaikan berkelanjutan dan nilai tambah dalam seluruh kegiatan usahanya, khususnya pada aspek ESG,” ujarnya (*).