GOTO Hengkang dari Vietnam, INDEF: Strategi Keunggulan Komparatif yang Umum Digunakan

GOTO Meninggalkan Vietnam, INDEF: Strategi Keunggulan Komparatif yang Digeneralisasi

Laporan reporter Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Ekonomi Digital Institute for Development and Economics and Finance (INDEF), Izuddin Al Faras mengatakan Indonesia masih memiliki pasar ekonomi digital yang terus berkembang.

Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ekonomi digital terbesar di kawasan.

Bonus demografi, lanjutnya, juga mendorong banyak perusahaan teknologi global ingin memasuki pasar lokal.

Pernyataan Feras menanggapi tindakan terbaru GoJek Tokopedia (GOTO) yang memilih hengkang dari pasar Vietnam. Tindakan ini dinilai sebagai upaya umum untuk fokus pada keunggulan mereka di pasar domestik.

Artinya, aksi korporasi GoTo yang memilih keluar dari pasar Vietnam merupakan strategi keunggulan komparatif yang sering digunakan berbagai perusahaan untuk lebih fokus pada keunggulan yang sudah mereka miliki di Indonesia, kata Faras, Kamis (4/9). pernyataannya. /2024). ).

Menjelaskan maksud strategi komparatif yang dimaksud, Faras mengatakan pasar Indonesia lebih baik dibandingkan Vietnam.

Sebab menurutnya, masih banyak wilayah di pinggiran kota dan pedesaan Tanah Air yang belum terjamah oleh perusahaan teknologi.

Selain itu, berdasarkan laporan Google, pada tahun 2025, ruang pertumbuhan industri transportasi online dan pesan-antar makanan di Indonesia diproyeksikan lebih besar dibandingkan Vietnam.

Nilai transaksi kedua layanan tersebut di Indonesia diperkirakan meningkat hingga 2 miliar dolar AS. Sedangkan potensi pertumbuhan Vietnam hanya 1 miliar dolar AS.

“Area-area ini menjadi peluang bagi perusahaan teknologi untuk masuk,” ujarnya.

Di sisi lain, kontribusi pasar Vietnam sejauh ini belum memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan. Sehingga yang terjadi justru menimbulkan biaya yang besar dan buruk. Atas situasi tersebut, Faras menilai keputusan GoTo memperluas pasar Indonesia merupakan keputusan yang wajar.

Keputusan Gojek berdasarkan strategi keunggulan komparatif untuk keluar dari pasar Vietnam diharapkan dapat memperkuat posisinya di Indonesia di masa depan, kata Faras. 

Seperti diketahui, GoTo mengumumkan pada 16 September 2024 untuk menghentikan operasional layanan ride GoJek di Vietnam (GoViet).

Hal itu terungkap dalam dokumen keterbukaan informasi yang dikirimkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) oleh Sekretaris Perusahaan GoTo, R.A, Koesoemohadiani, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (4/9/2024). .telah datang ). . 

Dalam dokumen tersebut, Kosomohadiani mengatakan keputusan tersebut merupakan langkah GoTo untuk fokus pada masa depan perusahaan dan bisnisnya.

Dengan demikian, strategi ini akan memperkuat aktivitas operasional GoTo dan potensi pertumbuhan secara keseluruhan dan berkelanjutan di masa depan. Layanan Go-Jack di Goviet, Vietnam. (KOMPAS.com/Oik Yusuf Araya) beroperasi sejak Juli 2018

Sekadar informasi, GoJek pertama kali melebarkan sayapnya di Vietnam melalui brand GoViet pada Juli 2018. Kota pertama yang dikunjunginya saat itu adalah Ho Chi Minh. 

Di Vietnam, GoViet bersaing langsung dengan Grab dan beberapa perusahaan ride-hailing lokal seperti Aber, MVL, FastGo, VATO, dan Mai Linh Bike.

Seperti dilansir Kompas.com, persaingan ini kemungkinan akan menyebabkan GoViet mundur dari Vietnam setelah hampir enam tahun beroperasi.

Selain karena persaingan, penutupan operasional Gojek di Vietnam seperti disebutkan di atas terkait dengan kerugian yang dialami induk perusahaan dalam beberapa waktu terakhir. 

Diberitakan sebelumnya, GoTo melaporkan penurunan kerugian periode berjalan sebesar 61 persen menjadi Rp 2,8 triliun pada semester I 2024 dibandingkan Rp 7,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Nilai transaksi bruto alias grup GTV tercatat Rp 256,37 triliun pada Juni 2024 atau minus 12 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 292,56 triliun.

Total pendapatan GoTo pada Semester I-2024 sebesar Rp9,71 triliun atau turun 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp11,81 triliun.

Pada semester I 2024, GOTO mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,73 triliun atau meningkat 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp6,88 triliun.

Artikel ini sebagian dimuat Kompas.com dengan judul “Gojek Vietnam Berhenti Beroperasi 16 September”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *