Laporan jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Investment banking asal Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs bersiap melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, memangkas ratusan karyawan yang memiliki kinerja buruk dalam beberapa minggu mendatang.
Rencana tersebut diungkapkan langsung juru bicara Goldman dalam keterangannya kepada Fortune. Dalam laporannya, Goldman mengungkapkan akan menerapkan kembali PHK, setelah menghentikan PHK selama dua tahun akibat pandemi COVID-19.
PHK ini akan berdampak pada 3 hingga 4 persen dari total tenaga kerja perbankan di Goldman, dan sebagian besar terjadi pada awal tahun ini.
Tidak dijelaskan secara rinci alasan perusahaan melakukan PHK, namun PHK tersebut dilakukan sesuai dengan pendekatan khas bank yang berupaya memangkas biaya dan memberikan ruang untuk merekrut talenta baru.
“Peninjauan bakat tahunan kami normal, standar dan biasa saja, namun sebaliknya biasa-biasa saja,” kata juru bicara Goldman
“Kami memperkirakan akan ada lebih banyak orang yang bekerja di Goldman Sachs pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023,” tambahnya.
Sebagai informasi, ini bukan pertama kalinya Goldman melakukan PHK, sebelumnya perusahaan investasi ini berulang kali melakukan PHK terhadap ribuan karyawannya yang kinerjanya buruk. Tahun lalu, aksi PHK yang dilakukan Goldman mengakibatkan 1 – 5 persen karyawan kehilangan pekerjaan.
Menurut sumber yang dipercaya Reuters, PHK pada awal tahun 2023 dilakukan karena bank institusi tersebut mengalami penurunan tajam pendapatan transaksi korporasi, akibat menurunnya volatilitas pasar keuangan global.
Meski mendapat kritik, CEO Goldman David Solomon menjelaskan, aksi pemecatan tersebut dilakukan dengan sengaja sebagai upaya perusahaan menyelamatkan diri dari kontraksi ekonomi pasar global dan gangguan inflasi yang mengancam prospek investasi masyarakat.
Setelah isu PHK mengguncang Goldman, saham bank tersebut melonjak ke level tertinggi sepanjang masa minggu ini, naik lebih dari 32 persen menjadi lebih dari 510 dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, menjadikannya saham dengan kinerja terbaik di antara saham-saham utama AS. bank.